Menu

Mode Gelap
Dukung Program Nasional, Gubernur Rohidin Gelar Konsolidasi Pertemuan PPL se-Provinsi Bengkulu Kesiapsiagaan Bencana, PMI Bengkulu Gelar Kompetisi Relawan 2024 Tanggapi Keluhan Juru Parkir, Rohidin: Kami Tidak Akan Mengambil Keuntungan dari Masyarakat  Dorong Inovasi untuk Indonesia, PTPP Raih Penghargaan Fortune 100 Laporan Ratusan Kades Langsung Direspon Bawaslu Bengkulu, Masuk Tahap Kajian Awal Tak kunjung Launching, Dewan Mukomuko dr Ferdy Jureli Tinjau Langsung Kondisi RS Pratama Ipuh

Opini

Hari Kependudukan dan Proyeksi Pendidikan Indonesia

badge-check


Purnama Syae Purrohman, Ph.D Perbesar

Purnama Syae Purrohman, Ph.D

Penulis: Purnama Syae Purrohman, Ph.D

Satujuang.com- Setiap tahunnya, tepatnya tanggal 11 Juli diperingati sebagai World Population Day (Hari Kependudukan Dunia).

Peringatan ini diinisiasi oleh Dewan Pengatur Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak tahun 1989.

World Population Day juga terinspirasi oleh fakta demografi global saat itu, bahwa pada tahun 1987 jumlah penduduk dunia mencapai 5 miliar jiwa.

Di Indonesia sendiri, aspek kependudukan juga cukup lama menjadi perhatian bersama. Fakta bahwa Indonesia masuk dalam jajaran negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia.

Berdasarkan United Nation Analytical Report, jumlah penduduk Indonesia mencapai 274.790.244 jiwa, memunculkan pertanyaan bagaimana cara terbaik untuk mengolah sumber daya manusia yang banyak ini menjadi insan-insan yang tangguh, unggul, dan relevan dengan zamannya

Bagaimana mereka dapat diintegrasikan dengan visi Indonesia Emas 2045 Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, Indonesia memiliki segudang permasalahan yang belum terselesaikan, khususnya kualitas sumber daya manusia yang bisa dikatakan masih rendah.

Indikator dari kualitas sumber daya manusia di sebuah negara rendah atau tinggi dapat diukur dari lulusan kelas pekerjanya, data BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan bahwa tenaga kerja di Indonesia masih didominasi oleh lulusan SD (Sekolah Dasar) ke bawah (tidak/belum pernah sekolah) yaitu sebesar 39,10% (BPS, 2022).

Salah satu faktor penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan memperbaiki mutu pendidikan nasional kita.

Trending di Opini