Revitalisasi makam Radja Gadombang Ranggar Laut Pulungan Akan Segera Dilaksanakan

Tapanuli Selatan – Orang bijak berkata, setiap hari berbeda setiap hari punya makna, begitu pula setiap hari ibadah dan setiap hari punya berkah.

Seutuhnya suatu kehidupan itu penuh dengan paradoks, ibarat satu titik dua sisi, dua sisi dari mata uang lokal, sebagai sebuah simbol kodrat keseimbangan dari domain kekuasaan Tuhan YME, Allah SWT.

Hal ini dikatakan Ismail Nusantara Pulungan, mewakili keluarga besar Radja Gadombang Ranggar Laut Pulungan dalam salam pembukanya saat usai melakukan ziarah ke makam Radja Gadombang di kampung halamannya, Rabu (27/4/22).

“Kami berencana akan melakukan revitalisasi sederhana terhadap makam Radja Gadombang Ranggar Laut Pulungan,” kata anak keturunan Radja Gadombang yang saat ini sedang menyelesaikan pendidikan program S3 bidang ilmu pertahanan di Prancis ini.

Ia mengatakan ini penting, karena Radja Gadombang dahulu cukup berpengaruh di pulau Sumatera, tokoh penting pada zamannya dan pernah hadir dan mengisi sejarah lama dalam peradaban Indonesia, sebagai seorang Radja dari Tapanuli Selatan.

Selain itu, dalam sambutan kontemplasinya ia menyampaikan bahwa, keluarga besar Radja Ranggar sangat ingin melestarikan peninggalan leluhur, yang mana termasuk dalam pekerjaan rumah lama yang harus diteruskan kembali dan dituntaskan.

“Peran para pemangku kepentingan di daerah, pemuka agama, tokoh adat, akademisi, dan seluruh komponen masyarakat yang mengetahui sejarah dan mengenal silsilah keluarga Radja Ranggar Laut Pulungan sangat diharapkan untuk membantu kemudahan proses selanjutnya,” ujar lelaki yang saat ini juga bertugas di Kedutaan Besar RI Denmark ini.

Ismail juga menegaskan bahwa semua pihak harus menjaga keberlangsungan suatu budaya, utamanya keeratan silaturahmi antara seluruh keluarga besar Pulungan, karena ikatan antara manusia dan kebudayaan adalah satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan.

“Suatu budaya, terbentuk dari interaksi satu sama lain, berbicara, berkesenian, pola hidup, bersosialisasi, hingga menghasilkan produk-produk yang bermanfaat dan dapat dipertahankan,” imbuhnya.

Ismail menegaskan, bahwa budaya adalah sahabat kita, jati diri dan identitas kita, kita memiliki budaya adiluhur yang tidak dapat diberikan secara biologis, melainkan dapat diturunkan hanya kepada keturunan selanjutnya.

“Harapan kedepan tentunya pemerintah dapat mendukung program pelestarian budaya daerah khususnya yang berasal dan masuk dalam wilayah kekuasaan lama dari keturunan Radja Ranggar Laut Pulungan,” tutup Ismail mengakhiri sambutannya.

Dieketahui, sebelum melakukan ziarah sekaligus bersilaturrahmi dengan masyarakat terutama yang bermarga Pulungan, Ismail sempat bersilaturahmi dengan Bupati Tapanuli Selatan Dollly Putra Parlindungan Pasaribu.

Ia menyampaikan beberapa hal termasuk tentang makam Radja Gadombang Ranggar Laut Pulungan di Siais dan menyebutkan bahwa eksistensi keluarga besar keturunan Radja Ranggar Laut masih ada generasi kedua dan ketiga. (Iman)

Komentar