Lebih lanjut bang Usin mengatakan, yang paling penting didalam proses kampanye nanti, tidak usah bicara soal keburukan dan kelemahan pihak lain.
Ia mengajak mengutamakan positifisme dan optimisme. Mengembangkan apa yang sudah dilakukan Rohidin dan Meriani berdasarkan 2 pengalaman, dibirokrasi dan kewirausahaan.
Pernyataan bang Usin ini, dinilai beberapa pihak berhubungan dengan hutang yang dilakukan oleh Helmi Hasan saat menjadi Walikota Bengkulu.
Dimana Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu yang dipimpin Helmi Hasan dan Dedy Wahyudi saat itu berani berhutang kepada Bank Jawa Barat (BJB) sebesar Rp150 miliar.
Terkait hutang itu, kemudian ramai di tahun 2021 dikabarkan pihak Pemkot Bengkulu kesulitan untuk membayar hutang tersebut. Hutang itupun akhirnya berhasil dibayarkan saat diujung masa jabatan Helmi Hasan – Dedy Wahyudi.
Entah ada hubungannya atau tidak, dimasa kepemimpinan itu uang Tunjangan Tambahan Penghasilan (TPP) yang menjadi hak Aparat Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Bengkulu sering kali tersendat dibayarkan.
Nyendatnya TPP ini dirasakan semua ASN Pemkot Bengkulu tanpa terkecuali. Puncak kekesalan para ASN ditunjukkan dengan dilakukannya aksi unjuk rasa pada September 2023 lalu oleh para tenaga kesehatan di depan kantor Dinas Kesehatan.
Juga berhembus kabar banyak pekerjaan yang sempat berhutang dengan pihak kontraktor, salah satunya pembangunan komplek Merah Putih yang menelan anggaran puluhan milliar.
Kemudian juga dikabarkan banyaknya pembangunan jalan yang terpaksa turun spesifikasi karena takut gagal bayar.