Karena kata dia, faktanya uang miliaran tersebut tidak beredar di masyarakat Bengkulu, tapi masuk kedalam segelitir orang pengusaha yang ada di Jakarta.
Kalau memang ada keberpihakan, sebut Beni, kenapa tidak bersenergi secara masif antar wilayah kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu.
Misalnya membeli cabe yang ada di Kabupaten Rejang Lebong atau dapat membeli ikan yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan.
“Disaat masyarakat membutuhkan treatment keuangan untuk berjalannya ekonomi kecil dampak Covid-19, uang negara malah disalurkan keluar wilayah Provinsi ini, dimana letak keberpihakannya,” imbuhnya.
Beni merasa, apa yang Helmi Hasan lakukan selama ini di Kota Bengkulu belum dirasakan ada visi besar untuk Kota Bengkulu apalagi untuk Provinsi Bengkulu.
Maka kata Beni, sangat diragukan kemampuannya kalau sekarang justru mengajukan diri untuk meminpin Provinsi Bengkulu dengan dalih mengadopsi program yang dulu pernah dibuat di Kota Bengkulu.
“Saya rasa itu hanya omong besar untuk membuat Provinsi Bengkulu lebih maju,” tegasnya.
Lanjut Beni, Kalau dilihat dari fakta yang ada, baik secara nasional atau secara tingkatan di Provinsi Bengkulu. Ia berpendapat bahwa belum pantas meletakan beban berat memimpin Provinsi Bengkulu kepada Helmi Hasan.
“Saya mengajak masyarakat Bengkulu untuk dapat meletakan harapan ini kepada yang lebih pantas untuk memimpin Provinsi Bengkulu 5 tahun kedepan,” pungkasnya.
7 kota termiskin di Indonesia berdasarakan data BPS tahun 2023:
- Kota Tual di Provinsi Maluku, jumlah penduduk lebih kurang 91.000 jiwa dengan persentase penduduk miskin mencapai 20,68 persen,
- Kota Subulussalam di Provinsi Aceh, jumlah populasi sekitar 103.000 jiwa dengan tingkat kemiskinan mencapai 16,41 persen,
- Kota Gunung Sitoli di Kepulauan Nias, Provinsi Sumatera Utara, jumlah penduduk sekitar 138.000 jiwa, dengan tingkat kemiskinan mencapai 14,78 persen,
- Kota Bengkulu di Provinsi Bengkulu, memiliki populasi sekitar 390.000 jiwa, dengan tingkat kemiskinan mencapai 14,71 persen,
- Kota Sabang di ujung barat Indonesia Provinsi Aceh. Memiliki populasi sekitar 44.000 jiwa dengan tingkat kemiskinan mencapai 14,51 persen,
- Kota Sorong di Provinsi Papua Barat, memiliki populasi sekitar 285.000 jiwa dengan tingkat kemiskinan mencapai 14,41 persen,
- Kota Lubuk Linggau di Provinsi Sumatera Selatan, memiliki populasi sekitar 242.000 jiwa dengan tingkat kemiskinan mencapai 12,65 persen.
(Red)