Menu

Mode Gelap
Dukung Program Nasional, Gubernur Rohidin Gelar Konsolidasi Pertemuan PPL se-Provinsi Bengkulu Kesiapsiagaan Bencana, PMI Bengkulu Gelar Kompetisi Relawan 2024 Tanggapi Keluhan Juru Parkir, Rohidin: Kami Tidak Akan Mengambil Keuntungan dari Masyarakat  Dorong Inovasi untuk Indonesia, PTPP Raih Penghargaan Fortune 100 Laporan Ratusan Kades Langsung Direspon Bawaslu Bengkulu, Masuk Tahap Kajian Awal Tak kunjung Launching, Dewan Mukomuko dr Ferdy Jureli Tinjau Langsung Kondisi RS Pratama Ipuh

SJ News

Kopi Bengkulu Semakin Jadi Pusat Perhatian, Pak Sahid Cofee Jadi UMKM Terfavorit

badge-check


Stand IKM Pak Sahid Coffee Dalam AJang Pameran Perkebunan Indonesia Expo 2024 di Tangerang Perbesar

Stand IKM Pak Sahid Coffee Dalam AJang Pameran Perkebunan Indonesia Expo 2024 di Tangerang

Satujuang- Kopi saat ini semakin menjadi pusat perhatian banyak pihak, hal ini tergambarkan saat gelaran Pameran Perkebunan Indonesia Expo 2024 (Bunex) yang belum lama ini digelar.

Industri Kecil Menengah (IKM) Pak Sahid Coffee dari Provinsi mendapatkan anugrah Terfavorit dalam acara yang digelar pada 12-14 September di Hall 5 ICE BSD tersebut.

Ramainya pengunjung yang antusias datang ke Stan IKM Pak Sahid Coffee membuat Para juri menjadikan IKM asal Desa Batu Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten tersebut menjadi IKM Terfavorit.

Pak Sahid coffee, kelompok tani Batu Jaya yang merupakan IKM perintis ini diketahui selalu konsen mengenalkan kopi dari Provinsi , khususnya kopi dari Desa penghasil kopi terbesar di Kabupaten , yaitu Desa Batu .

Dalam ajang pameran ini Pak Sahid Coffee mengenalkan produk kopi andalan mereka Kopi Robusta Kearifan Lokal dan Kopi Luwak Anugerah Alam yang diproses dengan secara unik.

“Kita menjelasakan soal proses terciptanya Kopi Robusta Kearifan Lokal, mulai dari membuka lahan perkebunan, penanaman, pemeliharaan, sampai pada proses panen dan pasca panen yang menerapkan sistem kearifan lokal di setiap prosesnya,” jelas founder pak Sahid coffee, Adi Sahid, Kamis (19/9/24).

Kata Adi, prosesi ini sudah ada turun temurun sejak dari nenek moyang mereka yang telah berkebun kopi di wilayah desa Batu .

Sistem berkebun kearifan lokal ini dalam bahasa lokal mereka disebut dengan “Menyahyo, Betohok, Semakbiloi, dan Do’a Kur Semanget Kawo dapet Dew”.

Trending di SJ News