Baik warga tua, muda, besar, kecil, laki-laki, wanita pasti memukul bangkai kepala harimau tersebut.
Setelah membunuh si harimau, beberapa hari kemudian, Wak Mas Diah bermimpi akan terjadi pembalasan dari gerombolan harimau penunggu Bukit Kabu (Bukit Jinggi).
Harimau yang dibunuh Wak Mas Diah itu ternyata anak kesayangan dari sang raja harimau kawasan Semidang Lagan di Bukit Kabu.
Tidak lama kemudian, mimpi Wak Mas Diah benar-benar terjadi.
Gerombolan kawanan harimau mendatangi perkampungan warga.
Mereka menuruni lereng Bukit Kabu menyebar menuju ke kawasan pemukiman perkampungan daerah semidang untuk melakukan pembalasan.
Tragedi mengamuknya harimau itu terjadi lebih kurang selama 4 tahun lamanya, diperkirakan lebih dari 100 orang warga dibunuh kawanan harimau.
Untuk menyelamatkan diri, warga dikawasan tersebut akhirnya pergi mengungsi.
Masyarakat menyebar menyelamatkan diri ke berbagai daerah (sekarang daerah tersebut dikenal dengan nama kecamatan karang tinggi kabupaten Bengkulu Tengah, kemudian Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong).
Wak Mas Diah sang penjagal pun ikut melarikan diri, mengungsi bersama keluarganya.
Kawasan tersebut akhirnya ditinggalkan 35 tahun lamanya oleh masyarakat.
Situasi kembali normal setelah datangnya seorang “pandai” dari minangkabau tepatnya orang payakumbuh bernama Ongku Khotiek Sulaiman.
Ongku Khotiek Sulaiman Berprofesi sebagai pedagang keliling menjual kain.
Singkat cerita, Ongku Khotiek Sulaiman yang ternyata mempunyai ilmu sakti ini, bertarung melawan kawanan harimau.