Satujuang, Bengkulu- Bank Bengkulu, menjadi sorotan semua pihak saat ini. Bank Daerah ini mendadak jadi viral karena sejumlah kejadian yang mencengangkan.

Media ini mencoba merangkum beberapa kejadian yang mendera Bank Bengkulu di tahun 2025 ini, yakni:

Scroll Untuk Lanjut Membaca

1. Kolusi Rekrutmen Pegawai Bank Bengkulu, Banyak Anak Pejabat

Diawali perilaku Kolusi dalam perekrutan 89 orang karyawan tahun 2024, perekrutan ini terindikasi sarat akan titipan. Karena ada sosok anak kandung Direktur Operasional, anak kandung Direktur Kepatuhan dan pejabat lainnya yang ketahuan lulus rekrutmen.

Selain itu, yang lulus rekrutmen juga diwajibkan setoran sejumlah uang. Hal ini disampaikan juru bicara KPK, Tessa Mahardhika. Total setoran mencapai 1 (Satu) Miliar Rupiah.

“Dugaannya adalah yang telah dinyatakan lulus, dimintakan uang. Total uang yang terkumpul kurang lebih 1 Milyar Rupiah,” ungkap Tessa Mahardhika, Selasa (18/3/25).

Sejumlah setoran ini terungkap setelah Direktur Bank Bengkulu di Periksa KPK terkait dugaan keterkaitan dengan perkara yang menimpa mantan gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.

Informasi terhimpun beberapa pegawai hasil rekrutan tahun 2024 hasil Psikotestnya bermasalah atau tidak disarankan alias tidak lulus.

Ternyata banyak upaya yang dilakukan untuk memudahkan proses seleksi, salah satunya dengan menurunkan standar kelulusan dari 65% menjadi 50%.

“Pengakuan Jufrizal Eka Putra selaku mantan Direktur Supervisi SDM kepada penyidik KPK, mereka tidak ikut mengatur nilai, itu bohong besar. Silahkan, KPK minta keterangan dari Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI),” ungkap salah seorang sumber dikutip dari Rejangtoday.com.

Diketahui ada beberapa peserta yang hasil psikotesnya bermasalah (tidak disarankan). Tapi, lulus rekrutmen pegawai Bank Bengkulu, yakni: Abdul Azis, Ade Putra Kurniawan, Aditya Rahmad Perdana, Aji Ratna Sari, Jerry Prisyandi Nugraha, Khoirunnisa Amanda, Muhammad Fahri Maha Lingga, Novian Dwi Cahyo, Rahmi Tri Utami, Sekar Daiza Nofiandri, Yoma Dhiya Ulhaq Isran, Yusrin Ramadhan dan Muhammad Dandi Pradipa.

Setelah ditelusuri didapatkan informasi bahwa Dwina Novrani dan Nabila Taritha Arizti merupakan anak kandung Direktur Operasional dan Direktur Kepatuhan Bank Bengkulu.

Insan Ariandanu, anak mantan Sekda Provinsi Bengkulu Ihsan Fajri. Khairunnisa Amanda, anak mantan Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi. Novian Dwi Cahyo keponakan mantan Penjabat Walikota Bengkulu Arif Gunadi.

Dugaan kolusi dalam rekrutmen pegawai Bank Bengkulu ini diduga sudah sering terjadi dan bahkan beberapa pihak menyebut sudah lumrah terjadi di dunia perbankan daerah.

2. Korupsi Uang Kas Rp6 miliar Untuk Judol

Oknum pegawai Bank Bengkulu diduga melakukan tidak pidana korupsi uang kas sebesar Rp6 miliar. Terindikasi dihabiskan untuk bermain judi online (judol)

“Berdasarkan hasil pemeriksaan baik tingkat penyelidikan maupun penyidikan, uang tersebut digunakan untuk bermain judi online,” kata Kajari Bengkulu, Dr Ni Wayan Sinaryati, saat konferensi pers di Kantor Kejari Bengkulu, Rabu (19/3/25).

Kajari menyebutkan tim penyidik telah menemukan alat bukti serta mengantongi nama bakal calon tersangka pada dugaan korupsi tersebut.

“Nanti kita lihat dari sisi penyidikan, kita tetapkan dulu yang mana lebih bertanggungjawab, namun saat ini sudah ada satu bakal calon tersangka,” tegas Kajari.

Sebelumnya tim penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Bengkulu melakukan penggeledahan di dua tempat terkait adanya dugaan kasus tindak pidana korupsi Bank Bengkulu.

Penggeledahan pada Rabu (19/3) itu pertama dilakukan di rumah Fando, Jalan Dempo 4 RT 15 RW 04 Kelurahan Kebun Tebeng Kecamatan Ratu Agung kemudian di Ruko Jalan Mangga Raya Kelurahan Lingkar Barat Kecamatan Singgaran Pati Kota Bengkulu. Didapati barang bukti dokumen dan Handphone.

Kasus ini mencuat setelah adalah laporan dari masyarakat yang bentuknya Dumas, dari laporan itulah kemudian tim penyidik pidsus mendalami kasus ini.

3. Kredit Fiktif di Bank Bengkulu Kabupaten Lebong

Usai ramai diberitakan perkara fraud yang merugikan hingga Rp6 miliar, kini perkara baru muncul lagi yakni dugaan kredit fiktif Bank Bengkulu di Kabupaten Lebong.

Diduga salah seorang oknum petinggi cabang pembantu Bank ini melakukan dugaan korupsi.

“Kita masih melakukan penyelidikan, sementara itu,” Direktur Ditreskrimsus Polda Bengkulu, Kombespol Aris Tri Yunarko melalui Kasubdit Tipidkor, Kompol Muhammad Syahir Fuad Rangkuti, Senin (24/3/25).

Hingga saat ini lanjut Fuad Rangkuti, proses penyelidikan atas dugaan kredit fiktif ini masih berjalan, dan akan memasuki tahap penyidikan.

“Berikan kami waktu ya, sementara kita proses dari dugaan perbuatan melawan hukumnya dari tahun 2019 hingga 2023, sekarang sedang fokus untuk menaikkan perkara dari penyelidikan ke penyidikan, nanti akan disampaikan secara jelas ke rekan rekan sekalian,” lanjutnya.

Direktur Utama dan Direktur Kepatuhan Bank Bengkulu Serentak Mundur

Direktur Utama (Dirut) Bank Bengkulu, Benni Harjono dan Direktur Kepatuhan (Dirkep), Jufrizal, menyatakan mundur dari jabatan mereka yang disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Kamis (20/3).

Hasil RUPS tersebut para pemegang saham menunjuk Direktur Bisnis, Iswahyudi, menjadi Plt Dirut Bank Bengkulu

Gubernur Bengkulu Helmi Hasan mengatakan, dalam waktu dekat Bank Bengkulu akan kembali mengadakan RUPS Luar Biasa untuk pemenuhan pengurus Bank Bengkulu.

Sementara Iswahyudi yang ditunjuk menjadi Plt Dirut mengatakan pihaknya akan mengikuti arahan pemegang saham. Termasuk dalam penataan ulang Bank Bengkulu sehingga lebih baik.

Iswahyudi juga mengatakan akan mengevaluasi 89 pegawai yang direkrut pada tahun 2024. Sebagai respons terhadap isu di masyarakat mengenai dugaan proses rekrutmen yang tidak sesuai prosedur.

“Evaluasi ini merupakan tindak lanjut dari isu rekrutmen berbayar serta dugaan kelulusan peserta yang tidak memenuhi standar psikotes. Kami ingin memastikan seluruh pegawai yang direkrut benar-benar memenuhi kriteria yang ditetapkan,” ujar Iswahyudi, Sabtu (22/3/25).

Dalam proses evaluasi ini, Iswahyudi menegaskan Bank Bengkulu akan melaksanakan tes ulang terhadap para pegawai yang dinyatakan lulus pada tahun 2024 lalu. Hal ini dilakukan sebagai bentuk transparansi kepada masyarakat.

“Kita akan melakukan tes ulang, mulai dari psikotes, kesehatan, wawancara dan lain-lain. Sehingga nanti pegawai-pegawai tersebut yang memang bener-bener lulus akan dilanjutkan kontraknya,” tegas Iswahyudi.

Dengan jumlah keuntungan tahunan yang dinilai masih sangat jauh dari ekpektasi, disertai dengan banyaknya masalah yang mendera. Bagaimanakah masa depan Bank Bengkulu?