Menu

Mode Gelap
7 Sumber Energi Alami untuk Dukungan Aktivitas Harian Hati-Hati Tren Suntik Kecantikan di Rumah, Ternyata Tidak Aman Kasus Dugaan Korupsi DLH, Kejari Karimun Tahan Kadis dan Mantan Kadis Wow, Diduga Rokok Rampasan Negara Beredar Bebas di Karimun Terima Hasil Pleno KPU, Paslon Romer Putuskan Tak Ajukan Perselisihan ke MK Doyan Makan Jengkol? Ini Manfaat dan Efek Sampingnya

SJ News

Indonesia Tingkatkan Pertahanan dan Diplomasi di Era Geopolitik Kompleks

badge-check


Menhan, Prabowo Subianto Perbesar

Menhan, Prabowo Subianto

Satujuang- Indonesia memegang prinsip bebas aktif dalam hubungan internasional, terutama dengan fokus pada gerakan nonblok dengan peningkatan pertahanan dan diplomasi.

Namun, dihadapkan pada dinamika geopolitik kompleks di kawasan Asia Pasifik, termasuk kehadiran China dan kemitraan AUKUS (Australia, Britania Raya, dan Amerika Serikat), Indonesia perlu mengantisipasi ancaman dan tantangan dengan bijak.

Dalam konteks ini, peningkatan anggaran pertahanan menjadi kunci untuk memastikan kewaspadaan dan kesiapan pertahanan negara.

Pada tahun 2024, anggaran pertahanan mencapai Rp139 triliun, menunjukkan komitmen Indonesia untuk menghadapi tantangan keamanan di kawasan ini.

Tantangan utama yang dihadapi Indonesia termasuk ketegangan maritim terkait klaim wilayah di Laut Cina Selatan dan ekspansi militer negara-negara di Asia Pasifik.

Dalam mengatasi tantangan ini, diplomasi menjadi aspek penting, dan kehadiran pemimpin tegas dan visioner seperti Prabowo Subianto dianggap sangat diperlukan.

Prabowo Subianto, dengan pengalaman panjangnya baik sebagai militer maupun pejabat sipil, dianggap mampu menjawab dinamika geopolitik di kawasan.

Kepemimpinannya berhasil menghasilkan kerjasama militer dengan Australia, Inggris Raya, dan Amerika Serikat, serta pengadaan alutsista canggih seperti pesawat tempur Dassault Rafale.

Pentingnya kepemimpinan Prabowo juga ditekankan dalam mengelola hubungan dengan China, AUKUS, dan negara-negara lainnya.

Melalui diplomasi yang cermat, Indonesia diharapkan dapat memperkuat kerja sama regional dan peran dalam organisasi regional, memberikan kontribusi pada keamanan bersama, serta menjaga kedaulatan.

Peran generasi muda, terutama milenial dan Generasi Z, juga dianggap krusial dalam menghadapi tantangan zaman.

Dalam era Industri 4.0 dan Society 5.0, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) menjadi medan pertempuran baru.

Untuk itu, keputusan dan suara generasi muda, seperti yang diwujudkan dalam gerakan moral Pemilu Damai Pemilih Pandai (#PDPP), dianggap membentuk landasan kesuksesan Indonesia di masa depan.

Dengan memberdayakan generasi muda dan memilih pemimpin yang bijak, Indonesia diharapkan dapat menghadapi tantangan global, regional, dan nasional dengan sukses, menuju visi Indonesia Emas 2045.

Trending di SJ News