BPKP Bengkulu Sebut Tidak Dilibatkan Dalam Pemeriksaan Kota Tuo Yang Ambruk

Satujuang- Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bengkulu menyebutkan bahwa mereka tidak dilibatkan dalam pemeriksaan perkara wisata Kota Tuo.

Keterangan ini disampaikan langsung oleh Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu, Rusdy Sofyan, saat dihubungi satujuang, Kamis (26/10/23).

“Nggak dilibatkan, (pernah dilibatkan) tahun sebelum proyek dilakukan (Pemerintah) kota,” terang Rusdy dalam keterangannya.

Keterangan dari pihak BPKP ini tentunya melahirkan pertanyaan baru, pihak mana yang sebenarnya diminta oleh Polresta Bengkulu untuk memeriksa perkara tersebut.

Sebelumnya, pihak Polresta Bengkulu melalui Kanit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) menerangkan bahwa perkara tempat wisata Kota Tuo yang ambruk tersebut, saat ini sedang menunggu keterangan saksi ahli.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Unit Tindak Pidana Korupsi (Kanit Tipikor) Polresta Bengkulu, Hendra Saputra pada Rabu (25/10) kemarin.

“Saat ini kami menunggu hasil dari saksi ahli konstruksi bangunan,” ungkap Hendra melalui sambungan telepon.

Hendra mengatakan, penjelasan dari saksi ahli inilah nanti yang akan menyatakan benar atau tidaknya kerusakan bangunan wisata Kota Tuo tersebut disebabkan karena kesalahan konstruksi.

Selain saksi ahli konstruksi bangunan, Hendra mengatakan, pihak mereka juga melibatkan pihak lain untuk memeriksa perkara tersebut.

“Soal kapan selesai perkara ini, tergantung dengan cepat atau tidaknya pihak saksi ahli memberikan hasil pemeriksaan,” jelas Hendra.

Jika dihitung dari awal mula peristiwa ambruknya bangunan tersebut, hingga saat ini terhitung sudah 8 bulan lebih perkara ini tak kunjung selesai.

Saat ini, satujuang masih menelusuri siapa tenaga ahli konstruksi bangunan yang diminta pihak Polresta Bengkulu untuk memeriksa berkas perkara runtuhnya bangunan wisata Kota Tuo.

Untuk mendapatkan informasi terbaru secara langsung apakah pemeriksaan sudah dilakukan dan apa kendala sehingga pemeriksaan mereka sangat lamban untuk menemukan hasil.

Seperti diketahui, wisata Kota Tuo yang berdiri ditepian sungai Kelurahan Pasar Bengkulu, Kecamatan Sungai Serut ini sempat jadi kebanggaan Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu.

Namun, Pesona wisata Kota Tuo yang dibangga-banggakan ini hilang redup setelah mengalami rusak parah di awal tahun 2023, tepatnya pada Jumat (24/2).

Pasca mengalami kerusakan dan amblas yang diduga karena ada kegagalan konstruksi dalam perencanaan pembangunan pada Pondasi Tiang Pancang (Sheet Pile).

Pesona proyek yang menelan anggaran kurang lebih Rp.5,8 Miliar dari APBD Kota Bengkulu dan Rp.10 Miliar dari APBN ini hilang bak ditelan bumi.

Saat itu juga terjadi silang pendapat antara DPRD kota Bengkulu dengan Pemkot Bengkulu, Pemkot bersikeras mengatakan karena bencana, namun DPRD justru menduga ini karena kesalahan konstruksi.

Berdasarkan sidak pada Senin (27/2) Komisi 2 DPRD kota Bengkulu menyimpulkan kerusakan bangunan Wisata Kota Tuo bukan karena bencana alam, tapi diduga karena kesalahan konstruksi.

Asumsi bermunculan, rusaknya bangunan tersebut selain dikarenakan tanah timbunan yang digunakan tidak melewati proses pengerasan, juga disebutkan karena pondasi tiang pancang yang kurang panjang.

Selain itu bangunan disebut tidak menggunakan Bronjong sebagai pondasi, padahal pembangunan dilakukan dipinggir sungai sehingga rawan roboh. (Red)

Komentar