Satujuang- Di Rumah Sakit Umum Daerah M.Yunus (RSMY) Bengkulu sudah tersedia pelayanan Poliklinik Konsultan Bedah Vaskuler dan Endovaskular.
Dimana layanan kesehatan ini akan melayanin pasien dengan keluhan pembedahan pada pembuluh darah Arteri, Vena dan limfatik. Juga mencakup USG khusus pembuluh darah untuk ke dapat mendiagnosa penyakit pembuluh darah hingga tindakkan pembedahan.
Bedah vaskuler ini juga mencakup penyakit trauma pada pembuluh darah atau akses pembuluh darah untuk kepentingan cuci darah pada pasien gagal ginjal. Pengobatan penyakit pembuluh darah baik Pembuluh darah yang menyempit, membesar ataupun ada sumbatan pada pembuluh darah itu sendiri.
Di RSMY saat ini paling banyak ditangani adalah komplikasi dari akses pembuluh darah untuk cuci darah pada pasien gagal ginjal meliputi Shimino (penyambungan pembuluh darah) untuk cuci darah dan pemasangan alat kateter double lumen.
Pasien yang berobat ke perbulannya kurang lebih 30-40 pasien di Poliklinik dan kurang lebih 15 orang perbulan untuk pasien yang mendapatkan tindakan di kamar operasi.
Untuk pelayanan maksimal kepada masyarakat, pada fasilitas ini telah disediakan alat penunjang baik USG khusus pembuluh darah, alat pemasangan CDL permanen dan juga alat penunjang lainnya.
Dinaungi dokter spesialis bedah vaskuler, dr Diah Herliani Sp.B(K)V, perawat instrumen, perawar asisten, kemudian bagian lain seperti dokter penyakit dalam hingga dokter Anestesi (Bius).
Masyarakat yang ingin berkonsultasi ke bagian bedah vaskuler dapat tetap melakukan konsultasi awal di Puskesmas ataupun dokter keluarga kemudian dirujuk langsung ke poliklinik bedah vaskuler Rumah Sakit RSMY.
Pelayanan dilakukan tiga kali dalam seminggu, yakni hari Senin, Rabu dan Jumat dari puku 08.00 pagi sampai selesai.
Sebagai informasi, penyempitan pembuluh darah contohnya di kaki biasanya diawali dengan perasaan nyeri di kaki, tiba-tiba sulit beraktivitas, kesemutan hingga mati rasa.
Kondisi seperti ini baiknya segera diperiksa karena jika sudah mulai ada perubahan warna kulit mulai dari kebiruan yang lama-lama menjadi kehitaman, bisa saja berdampak fatal hingga terpaksa harus mengambil tindakan amputasi. (Red/Adv)