Menu

Mode Gelap
Dukung Program Nasional, Gubernur Rohidin Gelar Konsolidasi Pertemuan PPL se-Provinsi Bengkulu Kesiapsiagaan Bencana, PMI Bengkulu Gelar Kompetisi Relawan 2024 Tanggapi Keluhan Juru Parkir, Rohidin: Kami Tidak Akan Mengambil Keuntungan dari Masyarakat  Dorong Inovasi untuk Indonesia, PTPP Raih Penghargaan Fortune 100 Laporan Ratusan Kades Langsung Direspon Bawaslu Bengkulu, Masuk Tahap Kajian Awal Tak kunjung Launching, Dewan Mukomuko dr Ferdy Jureli Tinjau Langsung Kondisi RS Pratama Ipuh

Entertain

Makna Sejarah di Balik ‘Let Them Eat Cake’ dan Kontroversi Terkini

badge-check


Makna Sejarah di Balik 'Let Them Eat Cake' dan Kontroversi Terkini Perbesar

Makna Sejarah di Balik 'Let Them Eat Cake' dan Kontroversi Terkini

Satujuang- Baru-baru ini, X heboh dengan istilah “let them eat cake,” yang memicu kemarahan netizen terhadap para pejabat seperti Erina Gudono dan Kaesang.

Istilah ini digunakan untuk mengkritik mereka yang dianggap tidak peka terhadap tuntutan reformasi UU , terutama setelah unggahan tentang roti lobster seharga Rp 400.000.

Secara harfiah, “let them eat cake” berarti “biarkan mereka makan kue.” Namun, istilah ini merujuk pada sejarah yang lebih gelap.

Aslinya, kalimat ini berasal dari bahasa Prancis, “qu’ils mangent de la brioche,” yang berarti “biarkan mereka makan roti brioche.” Roti brioche adalah makanan mahal yang tidak terjangkau oleh rakyat pada abad ke-18.

Istilah ini sering dikaitkan dengan Marie-Antoinette, ratu Prancis yang terkenal dengan kemewahannya.

Namun, sejarawan menganggap bahwa dia tidak pernah secara langsung melontarkan kalimat tersebut.

Istilah ini lebih mungkin berasal dari komentar putri Spanyol Marie-Therese yang menyarankan agar rakyat mengonsumsi “la croute de pate,” atau kulit puff pastry, sebagai pengganti makanan yang lebih mewah.

Kondisi ekonomi Prancis saat itu sangat buruk, dengan banyak rakyat menderita kelaparan sementara pejabat kerajaan hidup dalam kemewahan.

Ketidakpedulian dan ketidaktahuan kerajaan terhadap kebutuhan dasar rakyat memperburuk ketidakpuasan dan berkontribusi pada Revolusi Prancis.

Meskipun revolusi tidak sepenuhnya mencapai tujuannya, sistem monarki Prancis berhasil digulingkan dan Marie-Antoinette akhirnya dihukum mati.(Red/detik)

Trending di Entertain