Menu

Mode Gelap
Harhubnas 2024, Bengkulu Siap Memimpin Transformasi Transportasi Pemprov Bengkulu Siap Gelar Rakor Literasi dan Kreativitas Akhir September Ini Tingkatkan Hasil Pertanian, Gubernur Rohidin Distribusikan Alsintan untuk Petani Bengkulu Dorong Kesejahteraan Penjahit, Gubernur Bengkulu Lantik Pengurus Baru PPWB Manfaat Air Cucian Beras, Solusi Kecantikan Kuno yang Kembali Populer Yogie Arry Ungkap Manfaat Susu Ikan untuk Kesehatan dan Ekonomi

Opini

Buku Teks dan Kebinekaan 

badge-check


Satia Zen Perbesar

Satia Zen

Draf buku akan mengalami beberapa tahapan, dari penulisan hingga uji coba di sekolah.

Umpan balik dari guru menjadi panduan untuk melakukan revisi hingga buku diterbitkan.

Saat ini perdebatan mengenai inklusivitas dalam buku teks tengah menghangat di Finlandia seiring perubahan demografis di negara tersebut.

Keterwakilan warga keturunan dalam buku teks, misalnya, banyak menjadi topik penelitian.

Hal itu merupakan refleksi dari intensitas diskusi mengenai identitas masyarakat imigran di negara itu.

Buku teks di Indonesia

Di Indonesia, kedudukan buku teks dalam sistem pendidikan kita problematis. Buku teks dianggap sebagai penunjang implementasi kurikulum yang kerap berubah, tetapu kurang menjadi perhatian dalam proses perubahan kurikulum itu sendiri.

Terdapat pameo bahwa perubahan kurikulum hanya akan mengubah sampul buku teks, tapi tidak mengubah isinya sehingga masyarakat menganggap perubahan kurikulum mahal diongkos karena buku teks terus berubah.

Namun, saat ini konsep buku teks sebagai sumber belajar utama juga terus mengalami degradasi dengan adanya sumber belajar lain yang tersedia secara daring.

Sayangnya, sumber-sumber itu memerlukan keahlian guru untuk dapat mengubahnya menjadi relevan secara pedagogis dan menjadi alternatif dari buku teks yang ada.

Itulah kelebihan buku teks yang dibuat dengan mempertimbangkan kemajuan dalam disiplin ilmu tertentu, tetapi memberikan fondasi yang baik agar siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar pada bidang tersebut.

Di sinilah aspek kesetaraan menjadi faktor penting. Jika semua siswa harus mendapatkan akses materi berkualitas, buku teks yang berkualitas perlu disediakan dan diakses dengan mudah.

Trending di Opini