Namun, hingga saat ini belum ada jawaban dari pihak PT KGS. Sehinga belum bisa dipastikan penyebab tercemarnya air sumur milik warga ini.
Dilain pihak, kepala desa (Kades) Tanjung Pandan, Razit, ketika diwawancarai menuturkan bahwa kejadian serupa pernah terjadi pada awal Agustus kemarin.
“Kejadian itu bertepatan dengan proses pengambilan sampel air sungai Perumbaian oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaur waktu itu,” terang Razit saat ditemui di kantor desa, Kamis (5/9/24).
Sekarang kata dia, muncul lagi masalah yang sama. Ia berharap PT KGS mengambil langkah cepat untuk mengatasi kondisi tersebut.
Demi keselamatan warga desanya dari dampak bahaya air yang menjadi sumber dari kehidupan masyarakat.
Selaku Kades, Razit juga mempertanyakan hasil uji laboratorium yang dilakukan awal Agustus kemarin.
“Jika memang uji leb belum bisa dikeluarkan oleh dinas terkait, maka ada kemungkinan tempat limbah ini akan kami tutup. Karena sudah mengkhawatirkan sekali,” pungkas Kades. (Tas)