Pelabuhan Pulau Baai Belum Tuntas, Tere Liye: Pejabat Bengkulu Sibuk Mau Nampung Penduduk Palestina

Editor: Raghmad

Satujuang, Bengkulu – Kondisi Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu mulai menjadi perhatian banyak pihak. Salah satunya dari penulis buku, Tere Liye.

Melalui akun facebook miliknya, ia mengungkapkan penilaiannya terhadap Bengkulu berdasarkan pengalaman yang pernah ia alami sendiri.

“Bengkulu itu provinsi yang indah. Saya sering ke sini. Acara literasi, acara buku. Bahkan saya pernah bikin acara di Gramedia Bengkulu, eh mall-nya kebakaran, jadi pindah deh ke gedung lain,” ungkap Tere mengawali kalimat.

Agar banyak anak-anak yg suka nulis dan baca, Tere menyebut ia juga ngisi acara hingga ke kabupaten-kabupaten menggunakan uangnya sendiri.

Selain itu ia juga suka jalan-jalan di kota Bengkulu, joging di Pantai Panjang meskipun konsdisi gelap total jika malam tiba.

“No problem, saya jalannya siang saja. Sambil membayangkan dulu Blitar Holland melempar jangkar di tengah laut, lantas Anna Elas, Mbah Kakung, Mbah Putri jalan-jalan di pantainya. Seru,” ungkapnya.

Tere juga memuji kuliner Bengkulu, psasar tradisional yang dinilai cukup oke dan transportasi yang bagunya sangat simple karena mudah mendapatkannya.

Namun sayangnya, 20 tahun sejak pertama ia mengunjungi kota Bengkulu. Hampir tidak ada perubahan, nyaris begitu-begitu saja, beda dengan kota-kota di luar negeri yang berubah hanya dalam 5 tahun saja.

“Bengkulu, saya minta maaf, tidak banyak perubahannya. Tapi apa yg diharapkan? Pejabat-pejabatnya sibuk sendiri. Sibuk korupsi? Mungkin,” imbuhnya.

Terkait pendangkalan pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, kata Tere, sudah terjadi sejak 14 tahun lalu. Kapal kandas, gagal merapat. Ia mempertanyakan fungsi pihak-pihak yang bertanggung jawab disana.

Karena, saat pelabuhan ini dangkal, rakyat banyak kena imbas. Terutama yg menjadikan pelabuhan ini akses transportasi. Susah payah hidup mereka.

“Kemana pejabat-pejabatnya? Mbuh. Kalau sudah viral, baru deh sibuk. Yang saya tahu, terakhir yang saya dengar, pejabat Bengkulu lagi sibuk mau nampung 1.000 penduduk Palestina (pakai duit APBN/APBD sih), right?,” tambahnya.

Ia juga menegaskan, kalau mau cepat urusan semestinya pastikan ada anggaran untuk pembiayaannya.

“Tere Liye, penulis novel “RINDU”, ada Bengkulu nya di novel ini,” pungkasnya. (Red)

πŸ“² Ingin update berita terbaru dari Satujuang langsung di WhatsApp? Gabung ke channel kami Klik di sini.

Apa Tanggapanmu?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *