Satujuang, Jakarta – Indonesia sepertinya sedang tidak baik-baik saja. Dari meja rapat hingga warung kopi di pinggir jalan, keluhan tentang krisis yang semakin menggigit terdengar di mana-mana.
Korupsi merajalela, harga kebutuhan pokok melambung, pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi besar-besaran, sementara para elite sibuk bagi-bagi kekuasaan.
Di tengah situasi ini, kepercayaan publik terhadap pemerintah merosot tajam. Pejabat yang seharusnya menjadi pelayan rakyat justru sibuk memperkaya diri. Kasus demi kasus korupsi terbongkar, tetapi hukum seolah hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas.
Sementara itu, aparat negara yang seharusnya menjadi penjaga keadilan justru bisa dibeli oleh mereka yang berkantong tebal.
Bagi rakyat kecil, kehidupan semakin berat. Harga beras, minyak goreng, dan bahan pokok lainnya naik tanpa kendali.
Belum lagi isu BBM oplosan yang beredar di pasaran, merugikan masyarakat yang terpaksa mengandalkan kendaraan untuk mencari nafkah.
Di sektor pendidikan, kekacauan tak kalah parah. Biaya sekolah semakin mahal, kualitas pendidikan merosot, dan anak-anak dari keluarga miskin semakin sulit mendapatkan akses ke pendidikan yang layak.
Ketika rakyat berjuang bertahan hidup, para elite justru berpesta. Uang negara yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan malah mengalir ke rekening pribadi. Lembaga hukum yang semestinya menjadi benteng keadilan malah tunduk pada kuasa uang.
Jika keadaan ini dibiarkan, Indonesia berada di jurang kehancuran. Rakyat sepertinya sudah muak dengan janji manis yang tak pernah ditepati.
Saatnya bagi pemerintah untuk membuka mata, membersihkan diri, dan membuktikan bahwa negeri ini masih bisa diselamatkan.
Jika tidak, sejarah akan mencatat bahwa mereka adalah bagian dari kehancuran bangsa ini.
Penulis: A.T
1 Komentar
Hati pejabat kita terbuat dari apa ya. Tanpa memperdulikan nasib rakyatnya, mereka korupsi besar-besaran.