Menu

Mode Gelap
China Jadi Pusat Kemunculan Wabah Penyakit Baru, Ternyata Ini Alasannya Aturan Konsumsi Obat, Bolehkah Minum Obat dengan Perut Kosong? GPI Desak Kejaksaan Negeri Blitar Percepat Tuntaskan Kasus Korupsi Terkontaminasi Salmonella, 500 Kuintal Pakan di AS Kucing Ditarik Kepala Bayi Peyang Bisa Dicegah, Simak Tipsnya! 5 Ciri Rumah yang Disukai Malaikat dan Penuh Keberkahan

SJ News

Data Dinkes : Ratusan Mahasiswa Bandung Positif HIV/AIDS

badge-check


Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung, Ira Dewi Jani Perbesar

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung, Ira Dewi Jani

 – Dinas  (Dinkes) Kota  mengatakan jika HIV/AIDS mudah terdeteksi sehingga harapan untuk hidup sehat dan produktif bagi pengidap bisa semakin tinggi.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota , Ira Dewi Jani juga menyebut penyakit HIV/AIDS akan mudah terdeteksi bila stigma atau diskriminasi masyarakat terhadap pengidap hilang.

“Makanya kita musti cari yang HIV/AIDS, karena kalau tidak, akan seperti fenomena gunung es,” kata Ira, Sabtu (27/8/22).

Menurut Ira, seseorang baru bisa didiagnosa HIV setelah dia melakukan tes, karena tidak ada tanda dan gejala spesifik bagi orang yang terkena HIV/AIDS.

Namun, para pengidap biasanya malu untuk tes HIV/AIDS, ungkap Ira.

Menurutnya, stigma negatif tentang HIV/AIDS membuat tenaga  sulit mendeteksi secara dini.

Padahal, jika bisa dideteksi secara dini, masih ada kesempatan agar seseorang tidak masuk ke fase AIDS.

“Jangan sampai ada yang meninggal karena sudah masuk fase AIDS. Semoga kita sudah bisa menemukan dan mengobati dari fase HIV saja,” kata dia.

Berdasarkan data dari tahun 1991 hingga 2021, jumlah pengidap HIV di Kota  sebanyak 5.843 orang. Dari angka itu, 6 persen di antaranya berstatus .

Jika di rata-rata, setiap tahun ada kasus HIV/AIDS sekitar 300-400 kasus. Kasus itu, paling banyak diakibatkan oleh faktor heteroseksual.

Dia memastikan beragam langkah telah dilakukan  Kota (Pemkot)  untuk mencegah dan mengatasi HIV/AIDS, mulai dari tindakan  hingga preventif.

Melalui tindakan , Pemkot  telah mengenalkan materi  reproduksi mulai dari kalangan usia SMP atau remaja yang disesuaikan dengan kapabilitas usia mereka.

Untuk tindakan preventif, setiap ibu  harus melakukan pemeriksaan amanat standar pelayanan minimal bidang , salah satunya tes HIV.

“Kita sudah ada program Hidup Sehat bersama Sahabat (HEBAT). Kita juga melakukan penyuluhan di tempat-tempat kerja,” kata Ira, dilansir dari antara. (asm/danis/red)

 – Dinas  (Dinkes) Kota  mengatakan jika HIV/AIDS mudah terdeteksi sehingga harapan untuk hidup sehat dan produktif bagi pengidap bisa semakin tinggi.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota , Ira Dewi Jani juga menyebut penyakit HIV/AIDS akan mudah terdeteksi bila stigma atau diskriminasi masyarakat terhadap pengidap hilang.

“Makanya kita musti cari yang HIV/AIDS, karena kalau tidak, akan seperti fenomena gunung es,” kata Ira, Sabtu (27/8/22).

Menurut Ira, seseorang baru bisa didiagnosa HIV setelah dia melakukan tes, karena tidak ada tanda dan gejala spesifik bagi orang yang terkena HIV/AIDS.

Namun, para pengidap biasanya malu untuk tes HIV/AIDS, ungkap Ira.

Menurutnya, stigma negatif tentang HIV/AIDS membuat tenaga  sulit mendeteksi secara dini.

Padahal, jika bisa dideteksi secara dini, masih ada kesempatan agar seseorang tidak masuk ke fase AIDS.

“Jangan sampai ada yang meninggal karena sudah masuk fase AIDS. Semoga kita sudah bisa menemukan dan mengobati dari fase HIV saja,” kata dia.

Berdasarkan data dari tahun 1991 hingga 2021, jumlah pengidap HIV di Kota  sebanyak 5.843 orang. Dari angka itu, 6 persen di antaranya berstatus .

Jika di rata-rata, setiap tahun ada kasus HIV/AIDS sekitar 300-400 kasus. Kasus itu, paling banyak diakibatkan oleh faktor heteroseksual.

Dia memastikan beragam langkah telah dilakukan  Kota (Pemkot)  untuk mencegah dan mengatasi HIV/AIDS, mulai dari tindakan  hingga preventif.

Melalui tindakan , Pemkot  telah mengenalkan materi  reproduksi mulai dari kalangan usia SMP atau remaja yang disesuaikan dengan kapabilitas usia mereka.

Untuk tindakan preventif, setiap ibu  harus melakukan pemeriksaan amanat standar pelayanan minimal bidang , salah satunya tes HIV.

“Kita sudah ada program Hidup Sehat bersama Sahabat (HEBAT). Kita juga melakukan penyuluhan di tempat-tempat kerja,” kata Ira, dilansir dari antara. (asm/danis/red)

Trending di SJ News