Satujuang- Pj Bupati Brebes, Iwanudin Iskandar mengingatkan perlunya peningkatan kualitas data untuk mengatasi masalah stunting secara efektif.
Data yang dibutuhkan mencakup informasi mengenai remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak usia 0-59 bulan.
“Semua pihak terlibat, mulai dari tingkat desa hingga kelurahan, seperti bidan desa, petugas gizi puskesmas, tim pendamping keluarga, dan kader pembangunan manusia,” ungkap Iwanudin.
Semuanya harus melakukan penelusuran dengan cermat dan berkualitas untuk memastikan penurunan stunting berjalan sesuai target.
Iwanudin juga menekankan kepada camat untuk memfasilitasi dan mengkoordinir desa dan kelurahan guna memastikan pelaksanaan kegiatan penurunan stunting dan pencegahan stunting di tingkat lokal berjalan lancar.
“Saya menginstruksikan Kepala OPD untuk mengalokasikan anggaran yang dibutuhkan untuk percepatan penurunan stunting,” imbuhnya.
Dalam upaya penanggulangan stunting, Iwanudin menyatakan bahwa masalah ini masih memerlukan perhatian serius.
Pemerintah telah menerbitkan kebijakan Perpres nomor 72 tahun 2021 dan Peraturan BKKBN nomor 12 tahun 2021 tentang rencana aksi nasional percepatan penurunan angka stunting Indonesia (RAN Pasti).
“Adapun hal ini mencakup tiga pendekatan yakni pendekatan keluarga berisiko stunting, pendekatan intervensi hulu, pendekatan multisektor, dan pendekatan multipihak melalui pentahelix,” terangnya.
Kepala Baperlitbangda Brebes, Apriyanto Sudarmoko, melaporkan bahwa rembug stunting diadakan dengan tujuan meningkatkan komitmen dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Brebes.
Dalam rembugan ini, dicari kesepakatan terkait Rencana Kegiatan Intervensi Stunting Tahun 2025, dengan partisipasi unsur forkominda, perangkat daerah, camat, koryan, desa/kelurahan, perguruan tinggi, perusahaan, dan organisasi masyarakat.(NT/Ags)
