Menu

Mode Gelap
Kasus Korupsi Impor Gula, Kejagung Serahkan Tersangka dan Barang Bukti ke Kejari Jakpus Kasus Razman dan Firdaus, Praktiksi Hukum: Pemberian Sanksi Harus Objektif dan Proporsional Polisi Bekuk Komplotan Wanita Spesialis Pencuri Perhiasan Anak Ratusan Personel Amankan Haul Habib Muhammd Bin Thohir Al Hadad di Kota Tegal Korem 041 Gelar Turnamen Tenis Beregu Putra se-Provinsi Bengkulu Perseteruan LSM Dengan Kepala Disdikbud Kota Bengkulu Jadi Perhatian Banyak Pihak

SJ News

PBB Akui Indonesia Sebagai Episentrum Dalam Pengembangan AI di ASEAN

badge-check


Wamenkominfo Nezar Patria bertemu dengan Wakil Sekretaris Jenderal dan Utusan Teknologi UNSG, Amandeep Singh Gill di SLovenia Perbesar

Wamenkominfo Nezar Patria bertemu dengan Wakil Sekretaris Jenderal dan Utusan Teknologi UNSG, Amandeep Singh Gill di SLovenia

Satujuang- Sekretariat Jenderal PBB akui Indonesia sebagai episentrum dalam pengembangan teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) di ASEAN.

“Indonesia dipandang cukup penting oleh UN bahwa dengan 280 juta jiwa ini advance dalam soal pengembangan teknologi AI di kawasan,” kata Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria, Rabu (7/2/24).

Ditambahkan, Wamenkominfo mengatakan pengakuan dunia terhadap Indonesia, khususnya di bidang teknologi, merupakan kebanggaan tersendiri.

Sebab, pengakuan tersebut diberikan karena konsistensi Indonesia dalam menyuarakan kesenjangan digital (digital divide) di kawasan ASEAN dan global.

“Kita mengusulkan untuk mengatasi digital divide dengan konsolidasi. Kita menyarankan untuk Global South-South Conference on AI Governance agar suara Asia, Afrika, serta Amerika Latin bisa terwadahi dengan lebih komprehensif,” jelasnya.

Karena itu, duta khusus untuk teknologi dari PBB ini memandang Indonesia cukup strategis dan menginginkan ada partisipasi yang lebih aktif.

Lebih lanjut, keterlibatan Indonesia dalam Forum Global UNESCO tentang Etika AI di Slovenia menjadi momentum yang tepat dalam menyampaikan gagasan tersebut.

“Tentu kita melakukan sharing values di masing-masing region sehingga apa yang menjadi slogan dari UN bahwa dalam perkembangan penerapan kecerdasan artifisial ini no one left behind, no country’s left behind, no nation left behind,” ungkap Nezar Patria.

Menurut Wamenkominfo, Indonesia memandang perlu adanya kesamaan pandangan dalam mengatasi kesenjangan digital dalam Tata Kelola AI Global.

“Sehingga untuk memenuhi aspek inklusivitas ini, kita juga menginginkan adanya dialog Global South-South dan Indonesia siap untuk memfasilitasi jika memang disetujui oleh UN,” tutupnya.(Qiss)

 

Trending di SJ News