Satujuang- Harga nikel dunia pada penutupan perdagangan Selasa (6/2) terus merosot karena lonjakan pasokan dari Indonesia.
Dilansir dari Kumparan, harga nikel di London Metal Exchange (LME) turun 0,58% menjadi USD 15.927 per ton.
Turunnya harga nikel telah mencapai hampir separuh dalam satu tahun terakhir, memaksa penambang di luar Indonesia untuk menghentikan operasi mereka.
Para analis mencatat bahwa investasi besar-besaran dari Tiongkok dan kemajuan teknologi telah memicu banjir pasokan baru dari Indonesia, mengakibatkan kekacauan di pasar nikel.
Situasi ini mengancam penutupan sejumlah tambang di seluruh dunia, bahkan beberapa di antaranya mencari bantuan keuangan atau berisiko bangkrut.
Meskipun Morgan Stanley melaporkan bahwa siklus harga nikel saat ini tidak seburuk tahun 2016, kekhawatiran tetap ada.
Penurunan harga telah menyebabkan proyek-produk Nickel Pig Iron (NPI) di Tiongkok menghadapi tekanan besar, sementara produsen NPI di Indonesia masih mempertahankan posisi kuat mereka di pasar.
Faktor lain yang mempengaruhi pasar adalah akumulasi inventaris di gudang LME dan Shanghai Futures Exchange (SHFE), sementara Rusia juga tetap aktif sebagai pemain besar.
Dengan pasokan yang terus meningkat, kemungkinan harga nikel mendekati titik terendah semakin nyata.
Morgan Stanley memperkirakan harga nikel bisa jatuh ke titik terendah sekitar USD 15.500 per ton pada kuartal II 2024, turun sekitar 4,5% dari harga spot saat ini.(nt)