Yaitu penataan ASN terkait reformasi birokrasi harus dilakukan sejak dini, Permasalahan kemacetan dan pembukaan akses jalan serta infrastruktur, Pengelolaan dana Belanja Tak Terduga (BTT).
Soal ini, Nur berpendapat agar tidak ragu dalam mengambil keputusan untuk pelayanan publik.
Acara dilanjutkan dengan diskusi bersama beberapa Narasumber.
Yaitu dari Kepala Bapeda Jatim Ir Mohammad Yasin M.Si, Kepala BPS Kota Batu Drs Parjan M.Si dan Prof Dr Candra Fajri Ananda, SE.,MSc, Staf Khusus Menteri Ekonomi Republik Indonesia, Staf Ahli Pemkot Batu dan Guru Besar FEB UB.
Kepala Bapeda Jatim, Mohammad Yasin menyampaikan, perlunya kajian komprehensif untuk perolehan PAD Kota Batu.
“Jika PAD meningkat maka Ekonomi meningkat dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Batu akan menurun,’ sampainya.
Sementara itu, Kepala BPS Kota Batu, Parjan menyampaikan, Pemerintah Kota Batu, OPD terkait harus memperhatikan keselarasan Data dengan BPS.
“Dengan begitu, pengambilan keputusan dan pengukuran perekonomian kedepan bisa dilaksanakan dengan optimal,” ujarnya.
Sedangkan Prof Candra Fajri Ananda menyoroti tentang PAD Kota Batu, pengurangan resiko bencana, serta pentingnya pembangunan Infrastruktur bagi anak sekolah.
Ia menjabarkan bahwa permasalahan utama Kota Batu adalah Kemacetan (infrastruktur transportasi), Kemiskinan dan pengangguran (ekonomi tumbuh) serta Degradasi lingkungan dan struktur. (red/dws).