Bengkulu – Perkara pemukulan murid Sekolah Dasar (SD) swasta berbasis Islam di Kota Bengkulu oleh gurunya sendiri saat ini masih bergulir di Polresta Bengkulu.
Hal ini diungkapkan oleh ayah korban, Muktar, ketika diwawancarai oleh pewarta di tempat usahanya di jalan Batang Hari kota Bengkulu.
“Selama ini kami sebenarnya senang, karena cara komunikasi para guru dengan murid sangat bagus,” terang Muktar, Rabu (12/2/25).
Sehingga terjadinya kejadian pemukulan oknum guru terhadap anaknya hingga memar tersebut, sontak membuat dirinya kaget.
Apalagi diketahui oknum guru inisial RH tersebut bertugas sebagai guru pendamping anak spesial atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
“Pasti lebih sabar seharusnya, karena mendampingi anak seperti itu harus memiliki sabar yang luar biasa,” paparnya.
Lebih lanjut Muktar menerangkan, RH sudah datang ke kediamannya untuk meminta maaf. Sudah ada upaya damai.
Hanya saja Muktar menyayangkan mengapa RH lama datang ke rumahnya, kejadian pemukulan itu sudah lebih dulu ia laporkan ke Pihak Kepolisian.
“Hari kejadian kan bisa dia datang kalau memang merasa bersalah,” imbuhnya.
Permohonan maaf oknum tersebut kata Muktar, ia terima. Tapi karena mereka sudah melapor dan laporan sedang berproses di Polresta Bengkulu.
Maka, kata dia, mau tak mau mereka harus menunggu proses pemeriksaan dan hasil penyelidikan yang dilakukan pihak Kepolisian atas perkara tersebut.
Muktar juga menyebut pengawas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bengkulu juga sudah mendatangi mereka terkait perkara ini.
Seperti diketahui, aksi pemukulan ini dilakukan oleh RH dalam lingkungan sekolah di depan teman-teman sekolah korban pada Kamis (6/2) lalu.
Kejadian ini langsung dilaporkan orang tua korban ke Polresta Bengkulu pada Kamis (6/2) malam.
Diketahui guru yang melakukan tindak kekerasan ini diketahui merupakan guru shadow teacher yang secara khusus mengajar anak berkebutuhan khusus di SD tersebut.
Karena SD ini merupakan sekolah inklusi yang juga menerima anak berkebutuhan khusus menjadi murid di sana.
Pihak Polresta Bengkulu yang dihubungi media ini juga membenarkan adanya laporan tindak kekerasan oleh oknum guru tersebut.
Disisi lain, pihak Disdikbud Kota Bengkulu mengatakan akan melakukan pengawalan proses hukum terkait kasus penganiayaan ini.
“Kami menegaskan akan mengawal proses hukum kasus ini, serta memastikan kejadian serupa tidak terulang di lingkungan sekolah,” kata Kepala Disdikbud, A Gunawan dikutip dari Antaranews, Rabu (12/2).
Pihaknya akan melakukan investigasi khusus untuk menggali keterangan langsung dari korban serta pihak terkait dalam kasus penganiayaan tersebut.
Untuk itu ia meminta agar media dan pihak-pihak lainnya untuk memberitakan kejadian tersebut secara objektif berdasarkan bukti yang ada.
Gunawan juga mengatakan untuk mengantisipasi agar tidak kembali terjadinya kasus serupa di satuan pendidikan di Kota Bengkulu, seluruh sekolah menerapkan guru piket, penanganan tindak kekerasan, membentuk satgas khusus, dan lainnya. (Red)