Satujuang- Paru-paru sering dianggap sehat jika tidak ada keluhan, namun kondisi sebenarnya bisa berbeda.
Berbagai polutan, seperti asap rokok, emisi kendaraan, dan bahan kimia, dapat terhirup dan mengotori paru-paru, terutama saat tingkat polusi udara meningkat.
Dr. Naindra Kemala Dewi, spesialis penyakit paru dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, menjelaskan bahwa istilah ‘paru-paru kotor’ sering disalahartikan.
Sebenarnya, kondisi ini merujuk pada adanya bercak-bercak putih dalam paru-paru yang disebut infiltrat.
Untuk mendiagnosisnya, pemeriksaan seperti rontgen atau foto thorax diperlukan untuk mendeteksi keberadaan infiltrat tersebut.
Gejala yang dapat mengindikasikan paru-paru kotor meliputi perubahan bunyi napas.
Jika bunyi napas terdengar tidak normal, seperti banyak slap atau terengah-engah, penting untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dengan cara ini, dokter dapat menentukan apakah ada bercak putih yang menunjukkan kondisi paru-paru yang tidak sehat.(Red/detik)