Satujuang- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa indeks harga konsumen (IHK) pada September 2024 mengalami deflasi sebesar 0,12 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Ini menandai deflasi beruntun selama lima bulan, sementara inflasi tahunan tercatat sebesar 1,84 persen.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa deflasi ini lebih dalam dibandingkan Agustus 2024, dengan penyumbang utama berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang memberikan andil deflasi sebesar 0,17 persen.
Selain itu, komponen harga yang diatur pemerintah juga mengalami deflasi sebesar 0,04 persen, dengan bensin sebagai penyumbang utama.
Komponen harga bergejolak mencatat deflasi signifikan sebesar 1,34 persen, dengan cabai merah, cabai rawit, telur, daging ayam, tomat, daun bawang, kentang, dan wortel sebagai komoditas utama yang berkontribusi.
Di sisi lain, komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,16 persen, dengan kopi bubuk dan biaya perguruan tinggi menjadi penyumbang terbesar.
Dari 38 provinsi di Indonesia, 24 provinsi mengalami deflasi, sementara 14 provinsi lainnya mencatat inflasi.
Deflasi terdalam terjadi di Papua Barat Tengah dengan angka 0,92 persen, sedangkan inflasi tertinggi tercatat di Maluku Utara sebesar 0,56 persen.(Red/kumparan)