Bengkulu – Minyak goreng subsidi dari pemerintah Republik Indonesia yakni Minyakita, diduga jadi alat untuk kepentingan politik di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bengkulu.
Bari-baru ini beredar luas kabar di Media Sosial (Medsos) Bengkulu tentang pembagian Minyakita dibarengi dengan stiker bergambarkan pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakilnya, Helmi Hasan – Mian.
“Nah bang, dapat pembagian jak (dari) Helmi, Minyak Goreng,” ujar seorang pria dalam video singkat yang didapatkan media ini, Minggu (27/10/24).
Tentunya hal ini melahirkan pertanyaan di publik, bagaimana bisa barang subsidi yang dibuat oleh pemerintah untuk membantu masyarakat justru menjadi alat untuk kepentingan politik sesaat.
Bukan dengan jumlah yang sedikit, Informasi yang berhasil didapatkan oleh media ini setidaknya ada 3 mobil (louhan) yang masuk ke Bengkulu baru-baru ini.
“Ada sekitar 3 mobil (louhan) yang kami angkut,” ungkap salah seorang narasumber terpercaya kepada media ini.
Namun sayangnya, narasumber tidak mau menyebutkan pihak mana yang memesan Minyakita yang banyak tersebut.
Beberapa pihak menghubungkan dengan tumpukan minyak goreng dalam salah satu foto yang beredar di medsos, dimana dalam foto tersebut terlihat ketua DPD PAN Bengkulu Selatan, Farial, tengah berpose mengacungkan jari telunjuk membelakangi Minyakita dalam jumlah besar.
Juga terlihat beberapa poster pasangan Calon Gubernur (Cagub) Helmi Hasan – Mian di lokasi yang diduga jadi gudang penyimpanan Minyakita tersebut.
Fenomena ini kembali melahirkan pertanyaan ditengah masyarakat, bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan Minyakita yang notabene adalah barang subsidi tersebut dalam jumlah yang sangat besar.
Padahal, tujuan utama diciptakannya Minyakita adalah untuk melancarkan aktivitas konsumsi masyarakat, untuk meningkatkan daya beli masyarakat dengan memberikan keringanan biaya, sehingga perekonomian negara jadi lebih baik.
Ditengah informasi banyaknya Minyakita yang dibagi-bagikan di Bengkulu ini, perlu diketahui bahwa bulan lalu, dibeberapa daerah di Indonesia bahkan terjadi kelangkaan.
Melansir dari Okezone.com, kelangkaan Minyakita disebutkan karena ada penimbunan yang dilakukan oleh para distributor sejak Mei 2024.
“Diumumkan dan diberitahukan pada bulan Mei (rencana kenaikan HET), Juni – Juli belum ditetapkan, baru Agustus naik, waktu itu orang (distributor) sudah mulai menimbun, karena harga bakal naik,” ungkap Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga, di Jakarta pada Kamis (5/9) lalu.
Lebih lanjut, Sahat menjelaskan penimbunan itu dilakukan oleh para oknum di tingkat distributor. Sebab menurutnya, suplai dari produsen tergolong stabil untuk memproduksi MinyaKita, sedangkan minyak tersebut tidak kunjung sampai di ritel.
Untuk diketahui bersama, perihal Minyakita ini, pihak Helmi Hasan – Mian telah dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bengkulu pada Jumat (25/10/24) kemarin. (Red)