Satuang, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengambil langkah cepat dalam mengatasi potensi banjir yang mengancam ibu kota.
Sejumlah pintu air di berbagai wilayah Jakarta mulai dibuka guna mengurangi tekanan aliran air di Sungai Ciliwung, yang saat ini berada di status siaga 2 dengan ketinggian mencapai 850 sentimeter.
Saat meninjau langsung kondisi Pintu Air Manggarai, Pramona menginstruksikan Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta, Ika, untuk mengoperasikan beberapa pintu air agar arus air tidak semakin membebani kawasan timur Jakarta, khususnya aliran Ciliwung.
“Kami telah berkoordinasi denganDinas SDA untuk membuka pintu-pintu air yang ada, agar beban air tidak terpusat di Ciliwung. Ini adalah langkah taktis agar distribusi aliran lebih merata,” ujar Pramono dalam keterangannya, Selasa (4/3/25).
Sejumlah Pintu Air Dibuka untuk Mengurangi Tekanan
Langkah ini mencakup pembukaan beberapa pintu air strategis di sejumlah titik penting, di antaranya:
– Ciliwung Lama: Satu pintu air dibuka penuh dengan ketinggian 175 cm.
– Banjir Kanal Barat (BKB): Tiga pintu air dioperasikan dengan ketinggian 800 cm.
– Kawasan Istiqlal: Dua pintu air dibuka dengan pengawasan ketat guna menghindari risiko genangan di sekitar Masjid Istiqlal dan Monas.
– Sodetan Ciliwung ke Banjir Kanal Timur (BKT): Dua pintu air beroperasi penuh untuk mempercepat aliran air menuju wilayah timur Jakarta.
Selain itu, Dinas SDA juga mengoptimalkan penggunaan 500 pompa air di 200 titik untuk mempercepat pembuangan air ke laut, terutama di kawasan Jakarta Utara yang kerap menjadi titik genangan.
Pembukaan pintu air ini diperkirakan akan berdampak pada beberapa wilayah, seperti Pegangsaan, Kenari, Cikini, Kwitang, Kebon Sirih, Senen, Gambir, Pasar Baru, Kebon Kelapa, Kartini, Mangga Dua Selatan, Pademangan, Mangga Besar, hingga Pinangsia.
Namun, Pemprov DKI menegaskan bahwa langkah ini diambil dengan perhitungan matang agar risiko banjir di daerah-daerah tersebut dapat diminimalisir.
“Kami memastikan bahwa setiap langkah ini dilakukan dengan pengawasan ketat. Dinas SDA sudah diminta untuk terus memantau perkembangan di lapangan agar dampaknya bisa dikendalikan,” tambah Pramono. (A.T)