Satujuang- Ikan gar, fosil hidup yang telah ada sejak zaman dinosaurus sekitar 150 juta tahun lalu, memiliki laju evolusi molekuler paling lambat di antara vertebrata berahang.
Dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Evolution pada 4 Maret 2024, ilmuwan menyelidiki fenomena fosil hidup, di mana beberapa spesies, seperti tuatara, coelacanth, dan hoatzin.
Meskipun memiliki banyak ciri-ciri dari fosil hidup, sebenarnya berbeda secara signifikan dari kerabat dekat mereka.
Namun, ikan gar dan sturgeon tampaknya berevolusi lebih lambat daripada banyak spesies lainnya.

Dari 471 spesies yang disurvei, ikan gar dan sturgeon memiliki tingkat substitusi gen paling lambat, yang berkorelasi dengan tingkat spesiasi yang rendah.
Ini berarti garis keturunan ikan gar belum terdiversifikasi menjadi banyak spesies baru seperti kelompok ikan lainnya.
Bahkan, spesies yang dipisahkan oleh evolusi 100 juta tahun masih dapat berkawin silang, seperti yang terjadi antara alligator gar dan gar hidung panjang di sungai Texas dan Oklahoma.
Meski berbagi lingkungan yang sama selama sekitar 55 juta tahun, ikan gar berhidung panjang dan gar aligator jarang mengalami hibridisasi secara masif, kecuali saat terpaksa berbagi tempat bertelur di dataran banjir sungai tertentu.
Penelitian ini menimbulkan pertanyaan baru tentang bagaimana genom ikan gar dan fosil hidup lainnya tetap stabil dalam jangka waktu yang sangat lama.(NT/kumparan)