Jakarta- Nasi merupakan makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari oleh sebagian besar masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Namun, banyak orang yang menghindari nasi saat menjalani diet karena khawatir dengan efeknya terhadap berat badan, termasuk perut buncit.
Apakah benar makan nasi bisa menyebabkan perut buncit dan menambah berat badan?
Menurut Live Strong, perut buncit setelah makan nasi sering kali disebabkan oleh perut kembung akibat kandungan serat tinggi, terutama pada nasi merah.

Konsumsi serat berlebih dalam satu waktu dapat memicu penumpukan gas, kembung, kram perut, atau diare karena sistem pencernaan tidak mampu mengolahnya secara optimal.
Dokter Linda Anegawa menegaskan, serat yang terlalu banyak dapat memperlambat pencernaan dan memicu rasa tidak nyaman di perut.
Selain itu, nasi, baik merah maupun putih, memicu pelepasan insulin yang dapat mendorong penumpukan lemak, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.
Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti perut buncit, sembelit, atau diare.
Nasi putih, meskipun lebih rendah serat dibandingkan nasi merah, memiliki kalori dan karbohidrat lebih tinggi yang dapat berkontribusi pada penambahan berat badan bila jumlah kalorinya tidak terkontrol.
Namun, konsumsi nasi tidak selalu berdampak buruk. Jika dikonsumsi dengan porsi seimbang dan dikombinasikan dengan lauk bernutrisi, nasi dapat menjadi bagian dari pola makan sehat.
Untuk mencegah perut buncit setelah makan nasi, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan.
Seperti mencatat pola makan, memadukan nasi dengan protein atau lemak untuk mengurangi lonjakan insulin, serta mengunyah makanan perlahan untuk memudahkan pencernaan.
Minum cukup cairan saat mengonsumsi makanan berserat juga penting untuk mencegah perut kembung.
Dengan pola makan yang tepat, Anda tidak perlu khawatir makan nasi akan membuat perut buncit.
Kunci utamanya adalah menjaga keseimbangan nutrisi dan jumlah kalori yang dikonsumsi.(Red/CNN)