Baru Bekerja Sebentar, Kapal Keruk Alur Pulau Baai Sudah Alami Kerusakan

Editor: Raghmad

Satujuang, Bengkulu- Kapal keruk alur pulau baai sudah alami kerusakan, padahal kapal tersebut diketahui baru tiba ke lokasi pengerukan pada Selasa (8/4) kemarin.

Hal ini diketahui berdasarakan keterangan General Manager PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, S Joko, yang menjelaskan bahwa pengerjaan sempat terhenti karena kapal keruk Nera 02 mengalami kerusakan.

“Saat ini kapal masih dalam proses perbaikan. Kami juga berharap pengerjaan bisa segera rampung agar aktivitas masyarakat Enggano kembali normal,” ujarnya.

Ia menambahkan, Pelindo siap menambah kapal keruk yang lebih besar guna mempercepat proses pengerukan.

Selain itu, koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga tengah dilakukan terkait perizinan di area pengerukan yang masuk zona sensitif.

Sebelumnya kapal ini sempat disebut-sebut gubernur Bengkulu, Helmi Hasan dalam video TikTok di akun miliknya, menanggapi komentar terkait kedatangan Willie Salim ke Bengkulu.

Netizen menyebut Bengkulu butuh kapal keruk, bukan willie salim.

“Kapal keruknya udah ada cuman kita pakai eksavator dulu, ada satu kapal keruk yang akan digerakkan Nera 02 jenis Sand Dregging, kemudian ada eksavator 6, wheel loader 3 Dumptruck 6,” sampai Helmi dalam video tersebut.

Helmi Hasan juga menyebut, ini bukan hanya pengerukan tapi juga revitalisasi. Pelabuhan bukan hanya dikeruk tapi direvitalisasi.

Kondisi Pulau Baai ini juga mendapat respon tegas dari Wakil Ketua Indonesia Shipowner Association (INSA) sekaligus anggota DPRD Kota Bengkulu, Edi Hariyanto.

Ia prihatin atas lambannya progres pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu oleh PT Pelindo Regional 2 yang hingga kini belum terlihat hasil signifikan, meskipun pekerjaan sudah berjalan lebih dari sepekan.

“Sekarang sudah tanggal 8. Namun belum ada satu pun kapal yang berhasil keluar atau masuk pelabuhan,” ujar Edi pada Senin (8/4).

Ia menjelaskan, meskipun alat berat yang digunakan telah ditambah menjadi tiga unit, termasuk mesin penyedot pasir, hasil di lapangan belum memadai. Hal ini terbukti dengan dibatalkannya uji coba keberangkatan KM Pulau Telo ke Pulau Enggano, karena dinilai belum aman.

“Keselamatan adalah prioritas. Kalau alur pelayaran masih belum bisa dilalui, tentu kapten kapal tidak berani ambil risiko,” tegasnya.

Edi menyarankan agar Pelindo segera mengerahkan kapal keruk khusus, bukan hanya mengandalkan ekskavator di darat. Ia menilai keterlambatan dalam pengerukan menunjukkan kurangnya keseriusan dalam menangani persoalan yang sudah sering terjadi.

“Ini bukan pertama kali pengerukan dilakukan. Seharusnya Pelindo sudah punya pengalaman dan strategi. Pertanyaannya, mereka mau serius atau tidak?” tegasnya.

📲 Ingin update berita terbaru dari Satujuang langsung di WhatsApp? Gabung ke channel kami Klik di sini.

Apa Tanggapanmu?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *