Menu

Mode Gelap
Patroli Long Weekend di Kota Tegal, Pemotor Berknalpot Brong Dihukum Push Up Peringatan Maulid Nabi, Gubernur Rohidin Ajak Masyarakat Teladani Akhlak Rasulullah Rohidin Mersyah: Sertifikasi Arsitek Kunci untuk Pembangunan yang Sesuai Budaya Pimpin Peletakan Batu Pertama Ponpes An-Nur, Rohidin Optimis Bangun Generasi Berakhlak Peringatan Maulid Nabi, Khairil: Toleransi Adalah Kunci Utama Menghargai Perbedaan Pemprov Bengkulu Sukses Atasi Pembebasan Lahan Masjid Al-Muttaqien

Ekbis

Pelemahan Ekonomi, Harga Minyak Dunia Turun 3 Minggu Berturut-turut

badge-check


					Minyak dunia Perbesar

Minyak dunia

– Harga minyak dunia naik pada penutupan perdagangan Jumat tetapi tetap mencetak penurunan mingguan.

Hal itu karena anjlok tajam di awal pekan ini menjelang kenaikan suku bunga acuan dan kekhawatiran bahwa krisis perbankan AS.

Harga minyak dunia mengalami penurunan selama tiga pekan berturut-turut karena perlambatan ekonomi dunia dan pelemahan permintaan bahan bakar.

Mengutip CNBC, Sabtu (6/5/23), harga minyak mentah Brent ditutup naik USD 2,80 atau 3,9 persen menuju USD 75,30 per barel.

Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate AS juga naik USD 2,78 atau 4,1 persen ke level USD 71,34 per barel.

Kenaikan ini mampu dicetak pada perdagangan Jumat setelah empat hari sebelumnya mengalami penurunan yang mengirim kontrak minyak ke posisi terendah yang terakhir terlihat pada akhir 2021.

Harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan dunia menyelesaikan minggu ini dengan penurunan sekitar 5,3 persen, sementara WTI AS anjlok 7,1 persen meskipun terjadi kenaikan pada perdagangan Jumat.

Kedua tolok ukur tersebut turun selama tiga minggu berturut-turut untuk pertama kalinya sejak November.

“Harga minyak sedang mencoba membalikkan penurunan harga baru-baru ini yang dipicu oleh suku bunga yang lebih tinggi dan kekhawatiran resesi sebagian besar di sektor perbankan,” kata Senior Vice President BOK Financial, Dennis Kissler.

Bagi beberapa analis, fundamental di pasar fisik lebih kuat daripada yang ditunjukkan oleh pasar berjangka.

“Daripada fundamental yang mendasarinya, kegilaan penjualan selama seminggu terakhir didorong oleh kekhawatiran tentang permintaan terkait dengan risiko resesi dan ketegangan di sektor perbankan AS,” kata analis pasar minyak PVM Stephen Brennock.

Trending di Ekbis