Bengkulu – Pergantian nama 14 persimpangan dalam wilayah Kota Bengkulu yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot), mendapat tanggapan beragam dari berbagai elemen masyarakat.
Termasuk Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Suimi Fales, yang mengaku masyarakat meminta dirinya menyampaikan aspirasi kepada Pemkot Bengkulu, karena tidak setuju dengan nama-nama tersebut.
“Alasan masyarakat dinilai sangat masuk akal, karena alangkah baiknya jikapun harus dilakukan pergantian nama, sebaiknya menyematkan nama-nama pahlawan nasional,” sebut pria akrab dipanggil Wan Sui ini, Sabtu (3/6/23).
Terutama para Pahlawan dari Provinsi Bengkulu, dan bukan dengan nama-nama Wali Kota yang pernah menjabat di Kota Bengkulu.
Misal Simpang Pagar Dewa, kata Wan Sui, karena terhubung dengan Padang Kemiling dan disana ada Kantor PWNU, diberi nama KH. Muhammad Hasyim Asy’ari.

“Kemudian Simpang Kampung Bali, karena di daerah itu identik dengan kampus Muhammadiyah, maka dinamai KH.Ahmad Dahlan. Kedua sosok ini merupakan pahlawan bangsa,” ujarnya.
Menurutnya, pemberian nama pahlawan dipastikan sudah terukur, karena untuk dinobatkan sebagai pahlawan bangsa itu harus melalui proses yang panjang.
Terlebih lagi ketika nama pahlawan yang disempatkan, generasi-generasi penerus akhirnya melek sejarah bangsa.
“Kalau nama-nama Wali Kota yang mejabat, belum tentu seluruh masyarakat senang era kepemipinannya. Jadi baiknya disarankan ditinjau ulang lagi,” katanya.
Dirinya selaku tokoh masyarakat tidak keberatan dan sangat mau sekali. Tetapi sepertinya kurang elok pada akhirnya nanti.
“Kalau begitu nanti ada nama Simpang Wan Sui,” pungka legislator Provinsi Bengkulu ini. (Adv)
📲 Ingin update berita terbaru dari