Menu

Mode Gelap
Patroli Long Weekend di Kota Tegal, Pemotor Berknalpot Brong Dihukum Push Up Peringatan Maulid Nabi, Gubernur Rohidin Ajak Masyarakat Teladani Akhlak Rasulullah Rohidin Mersyah: Sertifikasi Arsitek Kunci untuk Pembangunan yang Sesuai Budaya Pimpin Peletakan Batu Pertama Ponpes An-Nur, Rohidin Optimis Bangun Generasi Berakhlak Peringatan Maulid Nabi, Khairil: Toleransi Adalah Kunci Utama Menghargai Perbedaan Pemprov Bengkulu Sukses Atasi Pembebasan Lahan Masjid Al-Muttaqien

SJ News

Serangan Phishing Meningkat, Ini Beberapa Situs yang Jadi Sasaran Utama

badge-check


					Google Perbesar

Google

Satujuang- Situs-situs dari raksasa teknologi seperti Google, Facebook, dan Amazon kini menjadi target utama serangan phishing.

Penelitian terbaru dari Kaspersky mengungkapkan bahwa ketiga perusahaan tersebut menduduki peringkat teratas dalam upaya pencurian data di antara 25 merek global populer.

Penjahat siber semakin agresif, dengan frekuensi serangan phishing hampir meningkat 1,5 kali lipat dibandingkan tahun lalu.

Dalam enam bulan pertama 2024, terdapat hampir 26 juta upaya mengakses situs palsu yang meniru merek-merek besar ini, menunjukkan peningkatan hampir 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kaspersky mencatat bahwa penyerangan terhadap Google adalah yang tertinggi, dengan lebih dari 4 juta upaya phishing untuk mencuri kredensial akun Google.

Facebook berada di urutan kedua dengan sekitar 3,7 juta upaya, diikuti oleh Amazon dengan 3 juta upaya serangan.

Microsoft dan DHL juga termasuk dalam lima besar target serangan, dengan masing-masing 2,8 juta dan 2,6 juta upaya.

Merek-merek lain seperti PayPal, Mastercard, Apple, Netflix, dan Instagram juga berada dalam daftar 10 besar yang menjadi sasaran.

Peningkatan tajam dalam serangan phishing untuk Google, dengan lonjakan 243 persen, menunjukkan bahwa penjahat siber semakin menargetkan kredensial Google, yang dapat membuka akses ke berbagai layanan.

Mastercard juga mengalami peningkatan serangan sebesar 210 persen, kemungkinan akibat banyaknya toko online palsu.

Sementara itu, Microsoft dan DHL mengalami penurunan dalam jumlah serangan phishing, yang bisa jadi disebabkan oleh peningkatan kesadaran keamanan di kalangan pengguna dan organisasi.

Trending di SJ News