Satujuang- Para pemimpin Indonesia tidak hanya fokus pada urusan kenegaraan, tetapi juga pada selera kuliner keluarga mereka, yang mencerminkan kekayaan kuliner Nusantara.
Selera makan mereka menjadi penanda beragamnya makanan daerah di Indonesia, bahkan sejak masa Soekarno.
Soekarno, sebagai contoh, sangat menyukai sayur lodeh yang dipadukan dengan tempe bosok.
Sayur lodeh, makanan khas Pulau Jawa, dikenal sebagai hidangan meriah dengan beragam isian dan simbol penolak bala.
Cita rasa makanan ini mencerminkan harapan Soekarno agar masyarakat Indonesia tidak diliputi kesedihan.
Selain itu, Soekarno membentuk Kepanitiaan Buku Masakan Indonesia pada 1961 untuk mengumpulkan resep masakan Nusantara, yang tertuang dalam buku “Mustika Rasa”. Fatmawati, istri Soekarno, juga terlibat langsung dalam penyajian hidangan kenegaraan.
Wakil Presiden Mohammad Hatta juga memiliki selera kuliner yang khas, terbagi antara makanan Minang dan Palembang.
Gemala Rabi’ah Hatta, anak kedua Hatta, mengungkapkan bahwa hidangan favorit Hatta termasuk lidah sapi goreng dengan telur ceplok, sayur urap Banda Neira, dan sambal lingkung Palembang.
Keluarga Hatta juga mengadopsi adab makan yang ketat, seperti menggunakan sendok dan garpu serta makan dengan tertib di meja makan.
Sementara itu, B.J. Habibie, yang dikenal menyukai makanan asin dan pahit seperti ikan asin dan pare, juga memiliki selera makan yang dipengaruhi oleh latar belakang Sulawesi-nya.
Habibie juga menikmati makanan Eropa, hasil pengalamannya tinggal di Jerman, seperti kotelett dan halal salami. Ibu Satiyah, istri Habibie, menambahkan sambal jeruk limo pada hidangan mereka, menambah variasi selera makan keluarga.
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dikenal sebagai “bank gastronomi” keluarga Wahid, dengan selera makan yang sangat luas dan kaya.
Inayah Wulandari Wahid, anak bungsu Gus Dur, menceritakan bahwa durian adalah makanan wajib di meja makan keluarga mereka.
Gus Dur dikenal jago masak dan memiliki pengetahuan mendalam tentang tempat-tempat makanan, dari Batavia hingga Jawa Timur.
Ia juga menerapkan kebijakan pangan yang kuat selama kepemimpinannya, menekankan pentingnya pengaturan sumber makanan dan perhatian terhadap petani lokal.(Red/kumparan)