Jakarta- Para penjahat siber kian meresahkan di tengah pesatnya perkembangan digital.
Dengan memanfaatkan aplikasi pesan, seperti WhatsApp, mereka mengelabui korban untuk mengunduh file berbahaya berformat APK.
Begitu diunduh, file tersebut menginstal aplikasi berbahaya yang dapat mencuri data dan meretas perangkat korban. Modus ini dikenal sebagai phishing dan mirip dengan metode penipuan lewat tautan di email.
Berikut sejumlah modus penipuan online terbaru:
1. Modus Pegawai Pajak
Penipu berpura-pura menjadi pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan menghubungi wajib pajak melalui email atau pesan.
Mereka meminta korban melunasi “tunggakan” dengan mentransfer sejumlah uang ke rekening penipu. DJP mengimbau masyarakat agar tidak terperdaya.
2. Modus Data TPS Pemilu
Menjelang Pilkada Serentak 2024, muncul penipuan berkedok PPS Pemilu 2024. Pelaku menyebar file APK undangan pemilu palsu. Masyarakat diminta waspada terhadap pesan ini.
3. Modus Kurir
Modus ini melibatkan pesan dari “kurir” yang mengirimkan file APK bertuliskan “Lihat Foto Paket”.
Setelah diunduh, file ini mencuri data perbankan korban. J&T Express menegaskan mereka tidak pernah meminta pelanggan mengunduh aplikasi melalui pesan.
4. Modus Undangan Nikah
Penipu mengirim file APK dengan judul “Surat Undangan Pernikahan Digital” dan mengajak korban membukanya. Setelah file dibuka, perangkat korban berpotensi terinfeksi.
5. Modus Surat Tilang
Penipuan dengan dalih surat tilang juga terjadi. Pelaku mengaku sebagai polisi dan meminta korban mengunduh file APK “Surat Tilang”. File ini berbahaya dan dapat mencuri data.
6. Modus MyTelkomsel
Penipu mengatasnamakan aplikasi MyTelkomsel dan mengirim file APK. Setelah diunduh, aplikasi ini meminta izin akses yang memungkinkan pelaku mencuri informasi pribadi, termasuk data perbankan.
7. APK Mirip PDF
Modus ini menyamarkan file APK sebagai file PDF untuk menipu penjual online. Penipu mengirim file “Pesanan.Pdf” yang sebenarnya adalah file APK berbahaya.
8. Modus Foto Blur
Modus ini melibatkan pesan berisi foto blur yang mengklaim berasal dari OCTO Mobile Bank CIMB Niaga. Pesan tersebut meminta penerima menyetujui perubahan tarif transaksi.
Meskipun tidak melibatkan APK, modus ini berlanjut dengan pengiriman tautan situs palsu yang meniru situs bank.
Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan tidak sembarangan mengunduh file dari sumber yang tidak dikenal.(Red/CNN)