Menu

Mode Gelap
Kejaksaan Tinggi Sumsel Tetapkan 3 Orang Tersangka Kasus Korupsi Pahami Perbedaan Bronzer dan Contour untuk Hasil Makeup Maksimal Batuk Tak Kunjung Sembuh? Ini 7 Cara Mencegah dan Mengatasinya Secara Alami! 8 Barang yang Tidak Boleh Dibersihkan dengan Baking Soda Emas Antam Naik 15 Ribu, Berikut Harga dan Ketentuan Pajaknya Ternyata Anggaran Festival Durian Ke 2 di PUT Dialihkan Dinas Pariwisata RL Kesini

Ekbis

Pasar Komoditas Awal Tahun: Minyak Naik, Nikel Turun

badge-check


Pengelolaan Timah Perbesar

Pengelolaan Timah

Jakarta- Memasuki perdagangan perdana tahun 2025 mayoritas harga komoditas terpantau melemah, kecuali minyak mentah yang berhasil mencatatkan kenaikan signifikan, Kamis (2/1/25).

Berikut rangkuman pergerakan harga komoditas utama:

Minyak Mentah

Harga minyak mentah naik tajam di tengah optimisme terhadap ekonomi China.

Pernyataan Presiden Xi Jinping yang berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi memicu ekspektasi peningkatan permintaan bahan bakar.

Brent ditutup pada USD 75,93 per barel, naik 1,7 persen, sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 2 persen menjadi USD 73,13 per barel.

Namun, kenaikan ini terbatas akibat melonjaknya persediaan bensin dan sulingan di Amerika Serikat.

Batu Bara

Harga batu bara melemah 0,52 persen menjadi USD 124,60 per ton, melanjutkan tren penurunan sepanjang tahun 2024.

Penurunan ini didorong oleh melonjaknya produksi di China, yang mencapai rekor tertinggi 14,27 juta ton per hari pada November.

Minyak Kelapa Sawit (CPO)

CPO mencatatkan penurunan 2,43 persen menjadi MYR 4.336 per ton. Kekhawatiran melemahnya ekspor, terutama ke India, menjadi faktor utama.

Namun, permintaan yang kuat dari China menjelang Tahun Baru Imlek dan implementasi biodiesel B40 di Indonesia pada awal Januari 2025 diperkirakan dapat memberikan dukungan pada harga.

Nikel

Harga nikel turun 1,7 persen ke level USD 15.040 per ton, melanjutkan pelemahan sepanjang tahun 2024 yang mencapai 6,35 persen.

Penurunan ini disebabkan oleh pasokan melimpah, terutama dari Indonesia, dan permintaan global yang lesu.

Timah

Harga timah merosot 1,8 persen menjadi USD 28.557 per ton. Meski sempat mencatat kenaikan signifikan sepanjang tahun 2024, harga timah kembali melemah sejak pertengahan November akibat tekanan dari pasar global.

Penutupan perdagangan pertama tahun ini menunjukkan dinamika pasar komoditas yang beragam, dengan tekanan utama berasal dari ketidakpastian permintaan dan lonjakan pasokan.(Red/kumparan)

Trending di Ekbis