Jakarta- Memasuki perdagangan perdana tahun 2025 mayoritas harga komoditas terpantau melemah, kecuali minyak mentah yang berhasil mencatatkan kenaikan signifikan, Kamis (2/1/25).
Berikut rangkuman pergerakan harga komoditas utama:
Minyak Mentah
Harga minyak mentah naik tajam di tengah optimisme terhadap ekonomi China.
Pernyataan Presiden Xi Jinping yang berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi memicu ekspektasi peningkatan permintaan bahan bakar.
Brent ditutup pada USD 75,93 per barel, naik 1,7 persen, sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 2 persen menjadi USD 73,13 per barel.
Namun, kenaikan ini terbatas akibat melonjaknya persediaan bensin dan sulingan di Amerika Serikat.
Batu Bara
Harga batu bara melemah 0,52 persen menjadi USD 124,60 per ton, melanjutkan tren penurunan sepanjang tahun 2024.
Penurunan ini didorong oleh melonjaknya produksi di China, yang mencapai rekor tertinggi 14,27 juta ton per hari pada November.
Minyak Kelapa Sawit (CPO)
CPO mencatatkan penurunan 2,43 persen menjadi MYR 4.336 per ton. Kekhawatiran melemahnya ekspor, terutama ke India, menjadi faktor utama.
Namun, permintaan yang kuat dari China menjelang Tahun Baru Imlek dan implementasi biodiesel B40 di Indonesia pada awal Januari 2025 diperkirakan dapat memberikan dukungan pada harga.
Nikel
Harga nikel turun 1,7 persen ke level USD 15.040 per ton, melanjutkan pelemahan sepanjang tahun 2024 yang mencapai 6,35 persen.
Penurunan ini disebabkan oleh pasokan melimpah, terutama dari Indonesia, dan permintaan global yang lesu.
Timah
Harga timah merosot 1,8 persen menjadi USD 28.557 per ton. Meski sempat mencatat kenaikan signifikan sepanjang tahun 2024, harga timah kembali melemah sejak pertengahan November akibat tekanan dari pasar global.
Penutupan perdagangan pertama tahun ini menunjukkan dinamika pasar komoditas yang beragam, dengan tekanan utama berasal dari ketidakpastian permintaan dan lonjakan pasokan.(Red/kumparan)