Satujuang- Wei Sue, yang pindah dari Monash University di Malaysia ke Melbourne 18 tahun lalu, kini menjabat sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama Climateworks Centre.
Dalam posisinya, Wei berperan penting dalam mengakselerasi transisi menuju nol emisi karbon di Australia dan kawasan sekitarnya.
Dengan pengalaman 12 tahun di organisasi ini, ia telah menyusun berbagai strategi dekarbonisasi dan berkontribusi pada kerangka kerja mitigasi aksi laut di Asia Tenggara.
Wei juga menekankan pentingnya mahasiswa internasional dalam mengisi kesenjangan di pasar tenaga kerja Australia.
Ia menyebutkan bahwa keberagaman mahasiswa internasional telah memberikan dampak signifikan pada ekonomi dan budaya di daerah seperti Clayton, tempat tinggalnya saat pertama kali tiba di Australia.
Seiring berkembangnya kawasan ini, keberadaan mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya telah mendorong pertumbuhan bisnis dan restoran.
Vedant Gadhavi, presiden Asosiasi Mahasiswa Internasional di Monash University, mengadvokasi pentingnya keberagaman dan kontribusi mahasiswa internasional.
Ia menyatakan bahwa pembatasan jumlah mahasiswa internasional dapat merugikan masyarakat, yang kehilangan peluang untuk merasakan manfaat dari keberagaman ini.
Sementara itu, Ayushi, sebagai bendahara asosiasi, berusaha membangun kemitraan dengan restoran lokal untuk mendukung mahasiswa internasional.
Di Clayton, berbagai inisiatif mahasiswa internasional, seperti lokakarya di Dixon House Community Centre, memperlihatkan betapa pentingnya kolaborasi lintas budaya.
Manajer pusat tersebut, Winston Chee, menegaskan bahwa keberagaman merupakan kunci bagi perkembangan komunitas.
Menurutnya, pembatasan jumlah mahasiswa internasional akan mengurangi kesempatan untuk memperkaya interaksi sosial yang berharga.
Keseluruhan, kisah-kisah ini menyatakan bahwa mahasiswa internasional bukan hanya aset bagi kampus, tetapi juga bagi masyarakat lokal, membantu menghidupkan dan memperkaya lingkungan sekitar.(Red/rls)
📲 Ingin update berita terbaru dari