Satujuang, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam hingga mencapai 5%, yang memicu kekhawatiran di kalangan pelaku pasar pada Selasa kemarin (18/3/25).

Sebagai respons atas volatilitas ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah darurat dengan menghentikan sementara perdagangan saham guna menstabilkan kondisi pasar.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengungkapkan bahwa penurunan pasar tidak mengurangi kepercayaan investor terhadap pemerintah.

“Hasil lelang SUN hari ini menunjukkan bahwa dukungan terhadap pemerintah dan APBN tetap kuat,” ungkapnya dalam konferensi pers di Ditjen Pajak, Jakarta.

Pada lelang SUN (Surat Utang Negara) tersebut, target indikatif ditetapkan sebesar Rp 26 triliun, namun penawaran yang masuk mencapai Rp 61,75 triliun, membuktikan antusiasme yang luar biasa dari investor, baik dalam negeri maupun asing.

Menurut data, sekitar 22,58 persen dari total incoming bid atau senilai Rp 13,95 triliun berasal dari investor asing.

Hasil akhir lelang menunjukkan awarded bid sebesar Rp 28 triliun, dengan porsi investor asing menyumbang sekitar Rp 5,33 triliun.

Hal ini semakin menguatkan argumen bahwa kepercayaan terhadap fundamental ekonomi Indonesia masih terjaga.

Di sela-sela gejolak pasar saham, Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, mengimbau masyarakat untuk mempertimbangkan investasi pada Surat Berharga Negara (SBN).

“Lihat SBN kita, kondisinya sangat baik hari ini,” ujarnya ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Menurutnya, meskipun IHSG menunjukkan penurunan, situasi pasar keuangan Indonesia secara keseluruhan tetap stabil.

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, pun mengajak para pelaku pasar untuk tetap tenang. Dalam kunjungannya ke Gedung BEI, ia mengatakan bahwa pemerintah siap mengambil langkah-langkah strategis guna mengembalikan stabilitas pasar.

Dasco mengingatkan bahwa mekanisme penghentian perdagangan saham akibat penurunan drastis bukanlah hal baru, mengacu pada pengalaman serupa pada masa pandemi COVID-19.

Sementara itu, Ketua Komisi XI DPR, Mukhamad Misbakhun, menyatakan dukungan penuh kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI atas kebijakan yang telah diterapkan.

Menurutnya, langkah tersebut merupakan upaya untuk meyakinkan pasar bahwa dukungan pemerintah selalu tersedia dalam menghadapi situasi yang menantang.

Langkah trading halt diumumkan BEI sekitar pukul 11.19 WIB melalui sistem JATS, menanggapi koreksi pasar yang signifikan.

Data perdagangan menunjukkan bahwa pada akhir sesi pertama, IHSG turun 6,12 persen atau 395,86 poin ke level 6.076,08.

Informasi dari RTI menyebutkan bahwa koreksi mencapai 5,02 persen atau penurunan 325,034 poin ke level 6.146,913.

Secara rinci, tercatat 541 saham mengalami pelemahan, 95 saham menguat, dan 158 saham tetap stagnan, dengan total volume perdagangan mencapai 13,5 miliar saham senilai Rp 8,4 triliun.

Para analis mengaitkan penurunan IHSG dengan kombinasi faktor global dan dalam negeri. Di kancah internasional, ketegangan akibat perang tarif antara AS, China, Kanada, dan Meksiko turut menggantungkan sentimen pasar.

Sementara itu, di dalam negeri, penurunan penerimaan negara sebesar 30,19 persen (hanya mencapai Rp 269 triliun) serta defisit APBN yang melebar, membuat Bank Indonesia kesulitan untuk menurunkan suku bunga. Hal ini menyebabkan investor lebih memilih aset yang dianggap lebih aman.

Iman Rachman, Direktur Utama BEI, menekankan bahwa dinamika pasar saham merupakan cerminan dari interaksi berbagai faktor, baik global, dalam negeri, maupun kinerja korporasi.

“Kondisi pasar selalu dipengaruhi oleh banyak aspek, sehingga tantangan yang dihadapi saat ini harus ditanggapi dengan langkah-langkah yang tepat,” ujarnya.