Bengkulu– Petani Jagung Bengkulu tersenyum lebar pada musim panen kedua tahun 2023 karena harga jagung lebih stabil dibandingkan tahun lalu.
Saat ini harga jagung pipil kering ditingkat petani mencapai Rp.4.800 hingga Rp.5 ribu perkilogram.
Karena harga mahal dan stabil, banyak petani jagung di Bengkulu menjadi kaya mendadak.
Pada musim panen kedua tahun 2023 ini, ada ratusan ribu hektar tanaman jagung petani yang panen.
Lantaran didukung cuaca bagus, hasil panen petani pada musim ini juga melimpah.
Dari lima kilogram bibit yang ditanam, rerata hasil panen jagung pipil kering yang didapatkan petani 1,5 ton hingga 2 ton.
Tidak sedikit petani jagung di Bengkulu yang menanam bibit hingga 30 kilogram sampai 45 kilogram setiap satu kali musim tanam.
Sehingga pada musim panen kali ini ada petani yang mendapatkan jagung kering hingga 12 ton bahkan lebih.
Tanaman jagung Bengkulu paling banyak di Kabupaten Kaur dan Bengkulu Selatan.
Untuk di Kabupaten Kaur, sebaran meliputi seluruh kecamatan. Namun penghasil terbanyak berada di Kecamatan Luas, daerah Kinal dan Padang Guci.
Sedangkan di Bengkulu Selatan sebarannya meliputi Kecamatan Pino Raya, Kecamatan Pino, Kecamatan Ulu Manna.
Lalu Kecamatan Seginim, Kecamatan Air Nipis, Kecamatan Kedurang, Kedurang Ilir, Bunga Mas dan Kecamatan Manna.
Setiap kali musim panen, ada puluhan ribu ton jagung Bengkulu yang dihasilkan.
Jagung ini kemudian dijual petani ke pengepul. Kemudian pengepul menjual ke pabrik pembuatan pakan ternak dan ada juga yang langsung dijual ke kendang peternakan ayam petelur di Provinsi Sumatera Selatan.
“Saya beli jagung dari petani di Kabupaten kaur dan Bengkulu Selatan, kemudian jagung itu saya jual kepada peternak ayam petelur di Palembang,” ujar Bobi salah seorang pengepul jagung pipil di Bengkulu Selatan.
Dalam satu tahun, petani jagung di Bengkulu akan melakukan empat kali musim tanam.
Rerata umur jagung yang ditanam adalah empat bulan dari mulai tanam hingga panen.
Lahan yang digunakan oleh petani untuk memanam jagung adalah lahan sawah dan dataran rendah yang berada di pinggiran sungai.
Petani Bengkulu sudah memulai menanam jagung sejak 6 tahun lalu.
Sebelumnya para petani hanya menanam jagung disela musim tanam padi saja.
Namun saat ini banyak petani yang sudah tidak lagi menanam padi demi untuk berkebun jagung.
Kendala yang dihadapi para petani jagung ini Ketika datang penyakit. Yakni penyakit ulat ibus dan serangga kecil yang menyebabkan bongkol jagung menjadi busuk.