Menu

Mode Gelap
Anggota DPRD DKI, Syafi Djohan Serap Aspirasi Warga Kemanggisan Jakarta Barat 6 Tersangka Sindikat Rekening Judol di Cengkareng Positif Konsumsi Sabu Bantuan Langsung Tunai Dana Desa Kota Baru Prioritaskan Lansia Menguak Sejarah Kerupuk, Camilan Renyah Berusia Seabad Kampanyekan Mas Pram-Bang Doel, JAKARTADIL Jelajahi Kelurahan Rawa Buaya Manfaat Sehat Biji Nangka, Camilan Bergizi untuk Kesehatan dan Kecantikan

Opini

Fenomena Media Sosial Yang Kini Jadi Meja Hijau

badge-check


Fenomena Media Sosial Yang Kini Jadi Meja Hijau Perbesar

Fenomena Media Sosial Yang Kini Jadi Meja Hijau

Penulis: Nur Khafi Udin

Satujuang.com– Meja Hijau sering digunakan sebagai bahasa komunikasi ketika seseorang memilih menyelesaikan suatu pertikaian dengan jalur pengadilan.

Namun fakta di lapangan cukup berbeda, terkadang penyelesaian sengketa atau pertikaian sudah mandek di pihak kepolisian sebelum sampai di pengadilan jika kasus itu melibatkan rakyat miskin.

Lain cerita ketika suatu kasus melibatkan keluarga kaya, pejabat negara atau orang berpengaruh, penyelesaian kasusnya terlihat mulus, bahkan mendapat banyak dukungan.

Lebih parah lagi jika rakyat miskin terlibat kasus dengan pejabat atau keluarga orang berpengaruh, bisa-bisa rakyat miskin tersebut menjadi orang bersalah meskipun dia tidak bersalah.

Seperti yang terjadi pada kasus penganiayaan mahasiswa bernama Ken Admiral oleh AKBP Achiruddin Hasibuan bernama Aditya Gunawan.

Miris memang, karena penganiayaan tersebut dilihat oleh AKBP Achiruddin sendiri. Kasus ini sudah dilaporkan ke polisi sejak Desember 2022 lalu, namun penanganan kasus ini lambat.

Pada 2021 lalu juga pernah terjadi kasus mahasiswi asal Mojokerto, kasus ini melibatkan anggota polisi bernama Bripda Randy.

Kemudian ada kasus dengan kemasan polisi tembak polisi yang belum hilang dari ingatan kita.

Tiga contoh kasus ini menunjukkan, tidak semua persoalan selalu mulus ketika dibawa ke meja hijau. Tidak semua masyarakat mendapat keadilan ketika membawa kasus ke meja hijau.

Bahkan, penanganan tiga kasus tersebut sangat lambat, dan baru berubah menjadi serba cepat setelah viral di .

Trending di Opini