Tangsel – Dewan Pers kembali mengundang Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dan konstituen organisasi pers lainnya, kalangan akademisi, pemimpin redaksi media massa, dan jajaran penegak hukum di kepolisian.
Dalam agenda uji publik rancangan pedoman pengelolaan akun media sosial perusahaan pers, Kamis (15/9/22) di Swiss-Bel Hotel Serpong-Tangerang Selatan.
Ini merupakan tindaklanjut dari kajian hukum mengenai kajian jurnalistik pada media sosial, dan dilanjutkan dengan penyusunan draf pedoman pengelolaan akun media sosial perusahaan pers.
Pertemuan dimulai pukul 13.00 sampai 16.30, dipimpin Ketua Komisi Hukum Dewan Pers, Arif Zulkifli bersama anggota Komisi Hukum dan Perundang-Undangan Dewan Pers, Hendrayana selaku moderator.
Perwakilan SMSI Pusat yang hadir yaitu Makali Kumar SH selaku Ketua Bidang hukum, arbitrase dan legislasi.
Sedangkan dari konstituen Dewan Pers lainnya, antara lain Wahyu Triyogo (IJTI), Nurcholis MA Basyari (PWI), Triadi PS (PRSSNI), Maulana Muhamad (ATVLI),dan Hadi (PFI).
Para konstituen yang hadir, adalah bagian Tim Perumus (Perwakilan Konstituen Dewan Pers) draf pedoman pengelolaan akun media sosial perusahaan pers.
Hadir juga para pimpinan redaksi sejumlah media ternama ibu kota dan nasional, yakni Kompas, Media Indonesia, Tempo, Detik, Kumparan, Suara, JPNN, Beritasatu, Cnnindonesia, Inews, Sindonews, Rmol, dan Radio Elshinta.
Juga diundang kalangan kampus, seperti fakultas komunikasi Universitas Indonesia, fakultas komunikasi LSPR, fakultas komunikasi Universitas Esa Unggul, fakultas komunikasi UMN, fakultas komunikasi Universitas Prof Dr Moestopo, dan fakultas komunikasi Universitas Mercubuana.
Sejumlah pejabat Polri turut dihadirkan, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri dan Kepala Divisi Humas Mabes Polri. Heri Heryadi Staf Kapolri Bidang Operasi (Sops), M Ali Angkotasan SH MH (Dittipidter), Thomas, M Fahrul (Sops Polri), dan Drs Agustin H SH.
“Kami akan memaparkan draf ini, dan kita diskusikan. Selanjutnya akan kita ambil kesimpulannya,” ujar Arif Zulkifli saat membuka acara.
Dalam draf yang nanti dijadikan sebagai Peraturan Dewan Pers berisi tujuh poin penting, yakni ruang lingkup, akun media sosial resmi, konten di akun media sosial perusahaan pers, tanggungjawab, perlindungan hukum, pencantuman pedoman, dan sengketa.
Setelah dipaparkan dan didiskusikan secara komprehensif oleh peserta yang hadir, akhirnya disepakati ada sedikit perubahan yang cukup mendasar diantara tujuh point tersebut.
Selesai acara, Makali Kumar SH mengungkapkan, pihaknya merespon positif adanya diskusi yang mengalir dari peserta yang hadir.
Terutama untuk menyempurnakan draf draf pedoman pengelolaan akun media sosial perusahaan pers, yang disusunnya bersama perwakilan konstituen Dewan Pers lainnya.
“Dalam draf ini, disebutkan bahwa akun media sosial resmi yang dikelola perusahaan pers, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut. Pertama, nama akun dicantumkan atau disiarkan dalam platform media utama. Kedua, mencantumkan nama dan logo perusahaan pers yang menjadi afiliasi resminya,” terang Makali yang selama ini dikenal sebagai Advokat atau pengacara.
Lebih lanjut, Makali menuturkan dalam draf juga, disebutkan tentang konten di akun media sosial perusahaan pers.
Dimana disebutkan, konten yang merupakan karya jurnalistik berpedoman pada kode etik jurnalistik dan UU Pers No 40 tahun 1999.
Kemudian, konten yang bukan karya jurnalistik berpedoman pada peraturan perundang-undangan lainnya.
Untuk perlindungan hukum sendiri, dalam draf ini disebutkan, konten di akun media sosial yang sesuai dengan pedoman pengelolaan akun media sosial perusahaan pers ini, dilindungi UU No 40 tahun 1999 tentang pers.
“Mengenai sengketa juga, diatur dalam draf pedoman ini, di pointer ketujuh. Ada dua hal diuraikan dalam sengketa. Pertama, sengketa mengenai pelaksanaan pedoman pengelolaan akun media sosial perusahaan pers ini diselesaikan melalui mekanisme dewan pers. Kedua, penilaian akhir atas sengketa mengenai pelaksanaan pedoman pengelolaan akun media sosial perusahaan pers ini, dilakukan oleh dewan Pers,” tutur Makali. (SMSI)