Satujuang- Munculnya beberapa nama kader dari Partai Amanat Nasional (PAN) Bengkulu yang tidak searah dengan agenda politik partai memunculkan pertanyaan ada apa dengan PAN Bengkulu.
Diawali dengan majunya Dempo Xler berpasangan dengan Ahmad Kenedi, ke arena Pilkada 2024 melalui jalur independen sebagai Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Bengkulu.
Meskipun tidak ada pernyataan dari Dempo Xler untuk mundur dari status kader PAN, namun dengan majunya dirinya dalam Pilkada 2024 secara tidak langsung menyatakan diri bersaing dengan ketua DPW PAN Bengkulu, Helmi Hasan, yang juga maju pada Pilkada 2024 mendatang.
Beredar kabar, sebelumnya sempat ada ketegangan antara Dempo Xler dengan Helmi Hasan karena langkah politik yang diambil oleh Dempo Xler selaku Anggota DPRD Provinsi Bengkulu yang diduga tidak sesuai kemauan Helmi Hasan.

Kemudian sosok mantan Wakil Bupati Bengkulu Tengah, Septy Peryadi, yang akan maju pada Pilkada 2024 Bengkulu Tengah.
Bukannya maju bersama dengan PAN, Septy Peryadi justru memilih maju bersama Partai Hanura.
Kemudian yang terbaru, sosok Ketua DPRD Kota Bengkulu, Suprianto, yang menyatakan siap mundur dari PAN.
Hal itu diungkapkannya setelah namanya digadang-gadangkan untuk maju ke Pemilihan Walikota (Pilwakot) Bengkulu sebagai wakil berpasangan dengan Benny Suharto.
Berdasarkan pengakuannya, terungkap ada rasa kekecewaan kepada PAN Bengkulu yang ia rasakan sehingga menyatakan untuk siap mundur.
Diceritakan Suprianto, jauh hari sebelum Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 kemarin, dirinya sudah berpamitan maju menjadi Caleg DPR RI.
Bahkan saat itu, dari tiga Bakal Caleg DPR RI PAN dapil Bengkulu dirinyalah yang paling banyak sudah membentuk tim hingga ke Padang Ulak Tanding (PUT).
“Saya saat itu akan jadi perwakilan tokoh lembak untuk maju di senayan. Tapi faktanya, saya malah tidak dimasukkan sebagai Caleg DPR RI saat itu,” paparnya, Minggu (21/7/24).
Kemudian, lanjut Suprianto, untuk pengganti posisinya di DPRD tingkat II Dapil Selebar–Kampung Melayu dirinya telah menyiapkan sosok Tito yang saat itu menjabat sebagai sekretaris.
Bukannya diusung oleh PAN, Tito justru malah dipecat.
“Saya tetap pada komitmen tidak akan maju lagi di DPRD tingkat II, meskipun jika maju kembali di Dapil Selebar–Kampung Melayu kans saya untuk terpilih kembali cukup besar. Saya ini orang yang memegang teguh komitmen,” tegas Suprianto mengakhiri. (Red)