Satujuang- Badai geomagnetik yang dipicu oleh aktivitas matahari telah menghantam Bumi dan menyebabkan gangguan besar pada medan magnet.
Dilansir dari Kumparan, fenomena ini merupakan dampak dari cuaca antariksa, terutama dipengaruhi oleh aktivitas Matahari seperti flare, lubang korona, ekses massa korona (CME), dan prominences, Senin (25/3/24).
Badai geomagnetik kali ini disebabkan oleh plasma Matahari yang terdiri dari proton dan elektron serta medan magnetnya.
Sebagian besar CME yang dilepaskan oleh Matahari biasanya tidak mencapai Bumi, tetapi kali ini, dampaknya telah terasa signifikan.
NOAA Amerika Serikat melaporkan bahwa badai geomagnetik tingkat G4 telah mencapai Bumi, dan tingkat G3 masih mungkin terjadi hingga malam nanti.
Dampak dari badai geomagnetik ini telah dirasakan di beberapa infrastruktur teknologi Bumi, seperti peningkatan masalah kontrol tegangan, anomali pada operasi satelit, dan gangguan GPS.
Aurora borealis diperkirakan akan terlihat di sebagian besar wilayah utara AS, hingga Alabama selatan dan California utara, serta di Australia.
Meskipun demikian, di wilayah lintang rendah seperti Indonesia, dampaknya diprediksi akan minimal.
Meskipun dapat terjadi gangguan pada satelit dan internet via satelit, hal ini umumnya telah diantisipasi dan mitigasi telah dilakukan.
Oleh karena itu, kemungkinan besar dampaknya akan terasa lebih kecil di Indonesia dibandingkan dengan wilayah lintang tinggi lainnya di Bumi.(NT)