Jakarta- Kebiasaan menyimpan terlalu banyak dokumen digital, seperti tangkapan layar, gambar, dan teks, bisa menjadi tanda adanya gangguan mental.
Menurut psikolog klinis Susan Albers dari Cleveland Clinic, perilaku ini sering dikaitkan dengan kondisi stres dan kecemasan.
Orang yang merasa tertekan cenderung menumpuk dokumen digital, menyimpan surel yang tidak dibuka, dan membiarkan banyak tab terbuka di perangkat mereka.
Digital Clutter vs Digital Hoarding
Jika Anda sering menyimpan ribuan file tanpa tahu kapan akan membutuhkannya, Anda mungkin mengalami digital clutter atau kekacauan digital.
Albers menjelaskan bahwa kekacauan digital dapat memberikan dampak yang sama buruknya dengan kekacauan fisik.
“Otak kita menyukai kejelasan dan kesederhanaan. Kekacauan, seperti jutaan tab terbuka, dapat mengganggu fokus dan memperlambat konsentrasi,” kata Albers.
Lebih parah lagi, kebiasaan ini dapat berkembang menjadi digital hoarding, yaitu keengganan untuk menghapus dokumen lama karena takut kehilangan akses di masa depan.
Penimbunan digital ini sering dikaitkan dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) dan dapat memicu tekanan signifikan dalam kehidupan sehari-hari.
Cara Mengatasi Kekacauan Digital
Langkah pertama adalah menyadari masalah ini dan mulai merapikan dokumen digital Anda. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda coba:
1. Matikan Notifikasi yang Tidak Penting
Batasi notifikasi pada perangkat Anda untuk meningkatkan fokus dan mengurangi gangguan. Berhenti berlangganan dari surel yang tidak relevan.
2. Tetapkan Batasan Waktu
Kurangi waktu yang dihabiskan untuk memeriksa surel dan media sosial. Gunakan fitur silent mode dan kurangi jumlah akun yang diikuti.
3. Detoksifikasi Digital
Istirahatlah dari perangkat digital untuk mengurangi rasa kewalahan. Hapus surel dan file yang tidak diperlukan secara rutin.
Langkah-langkah ini dapat membantu Anda mengurangi kekacauan digital dan menjaga kesehatan mental. Mulailah sekarang untuk hidup lebih terorganisir dan tenang.(Red/CNN)
📲 Ingin update berita terbaru dari
