Jakarta- I Wayan Agus Suwartama (22), atau dikenal sebagai Agus Buntung, seorang pemuda disabilitas dari Nusa Tenggara Barat (NTB), ditetapkan sebagai tersangka kasus kekerasan seksual.
Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) NTB, Joko Jumadi, menyebut jumlah korban Agus kini mencapai 15 orang, semuanya perempuan. Informasi ini diperoleh setelah dua korban baru melapor pada Selasa (10/12/24).
Modus Operandi dan Kronologi Kasus
Agus menjalani pemeriksaan tambahan di Mapolda NTB pada Senin (9/12). Kuasa hukumnya, Ainuddin, menyebut Agus menerima 20 pertanyaan yang fokus pada interaksi dengan salah satu korban, seorang mahasiswi berinisial MAP.
Berdasarkan keterangan, pertemuan Agus dan MAP bermula ketika korban meminta diantar ke kampus.
Namun, Agus justru membawa korban berkeliling hingga ke sebuah homestay. Agus mengklaim hubungan mereka dilakukan atas dasar suka sama suka, meski korban meminta uang Rp 50.000 usai kejadian.
Permasalahan muncul setelah Agus bertemu teman-teman korban di kawasan Islamic Center.
Insiden ini menjadi sorotan setelah foto-foto mereka tersebar di media sosial. Kumparan juga memperoleh rekaman suara Agus yang memperlihatkan modus manipulatifnya dalam mendekati korban.
Masalah Akademik dan Konflik Sosial
Selain kasus kekerasan seksual, Agus juga memiliki rekam jejak buruk di kampusnya, Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram.
Wakil Dekan II Ni Wayan Rasmini menyebut Agus jarang hadir di kelas, sehingga beberapa dosen melarangnya mengikuti ujian.
Ia juga pernah terlibat konflik dengan mahasiswa lain, yang berujung pada laporan polisi.
Ketua LIDI Foundation, Lalu Wisnu Paradipta, menilai ejekan dari teman-temannya mungkin menjadi salah satu pemicu tindakan Agus.
Ia menyebut Agus sering terlihat dalam pergaulan negatif, termasuk mengonsumsi minuman keras.
Wisnu berharap Agus mendapatkan pendampingan yang tepat untuk mengubah perilakunya.
Dukungan untuk Perubahan
Kasus ini menjadi sorotan karena melibatkan pemuda disabilitas yang seharusnya mendapat perhatian khusus.
Meski memiliki keterampilan, Agus dinilai kurang mendapat arahan yang baik, baik dari keluarga maupun lingkungan sekitarnya.
“Saya yakin Agus bisa berubah dan menatap masa depan lebih baik, asalkan mendapat dukungan yang sesuai,” tegas Wisnu.(Red/kumparan)