Satujuang- Gas air mata sering digunakan untuk mengendalikan kericuhan selama demonstrasi seperti unjuk rasa besar direncanakan di berbagai kota, termasuk Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Makassar, untuk menolak revisi UU Pilkada.
Gas air mata, yang diizinkan untuk mengendalikan massa, dapat mengganggu organ tubuh yang mengandung cairan seperti mata, kulit, dan paru-paru, menyebabkan sensasi terbakar, batuk, serta keluarnya air dari mata dan hidung.
Beberapa orang juga melaporkan pusing dan disorientasi setelah terpapar. Untuk mengatasi efek gas air mata, ikuti langkah-langkah berikut:
1. Bilas dengan air dingin
Cuci mata dan bagian tubuh yang terkena dengan air dingin. Hindari air panas, karena dapat memperburuk iritasi.
2. Cari angin
Pergi ke area terbuka untuk mendapatkan udara segar yang membantu mengeluarkan gas dari tubuh dan mencegah gas masuk kembali ke mulut dan mata.
3. Cari area yang lebih tinggi
Gas air mata lebih berat dari udara, sehingga konsentrasi tertinggi sering berada di area rendah. Pindah ke lokasi yang lebih tinggi untuk mengurangi paparan.
4. Rentangkan tangan
Mengayunkan tangan dapat membantu menghilangkan residu gas yang menempel pada pakaian.
5. Buang baju
Pakaian yang terkena gas air mata harus segera dibuang untuk mencegah kontaminasi lebih lanjut.
Untuk mencegah paparan gas air mata, pertimbangkan langkah-langkah berikut:
1. Gunakan masker
Masker gas atau respirator dapat melindungi dari gas air mata. Jika tidak tersedia, masker debu dan kacamata pelindung juga dapat memberikan perlindungan sementara.
2. Hindari produk berbasis minyak
Jangan gunakan makeup atau tabir surya sebelum berunjuk rasa, karena produk ini dapat mempercepat penyerapan gas ke kulit.
3. Bawa saputangan
Jika perlindungan tidak memadai, gunakan saputangan atau kain lain untuk menutup mulut dan hidung.