Satujuang, Bengkulu – Ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Drs Sumardi MM, meminta agar masa Aliansi Bumi Rafflesia Melawan, dalam aksinya Senin (25/2) besok jangan anarkis.

Pada dasarnya Sumardi menyebut, selaku ketua DPRD ia sangat menghargai perjuangan dan upaya penyampaian aspirasi dari para mahasiswa.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

“Memuji dan memberikan kritik sama besar nilainya, saya berharap kalau mau melaksanakan demo sebesar apapun itu jangan sampai anarkis,” sampai Sumardi, Minggu (24/2/25).

Ia meminta aksi tersebut tetap mengutamakan kondusifitas Bengkulu, menjaga keamanan dan ketertiban selama aksi berlangsung.

Para peserta aksi jangan sampai melakukan aksi lempar-lemparan, menyampaikan aspirasi dengan aman dan tertib.

“Jangan sampai berdarah-darah, sampaikan dengan aman dan tertib, serta tidak perlu mengosong-ngosongkan kantor DPRD,” pungkasnya.

Seperti diketahui, masa yang mengatasnamakan Aliansi Bumi Rafflesia Melawan berencana menggelar aksi Demontrasi di kantor DPRD Provinsi Bengkulu pada Senin (25/2) besok.

Dalam surat pemberitahuan aksi yang didapatkan media ini masa bahkan meminta agar kantor DPRD Provinsi Bengkulu dikosongkan.

“Kami meminta DPRD Prov Bengkulu untuk mengosongkan kantor DPRD melalui aksi demontrasi yang akan dilaksanakan,” dikutip dari surat mereka yang ditujukan ke ketua DPRD Provinsi Bengkulu.

Berdasarkan surat tersebut aksi akan mereka mulai dari pukul 13.00 sampai dengan menang.

Masa berasal dari seluruh mahasiswa, OKP, dan masyarakat yang ingin berjuang dengan estimasi masa sebanyak 1700 orang.

“Berangkat dari keresahan masyarakat Bengkulu terhadap kebijakan-kebijakan serampangan yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah dalam beberapa bulan terakhir,” jelas surat tersebut.

Nara hubung yang dikonfirmasi media ini nenyebut bahwa aksi ini ada keterkaitan dengan aksi yang sedang terjadi Jakarta.

Karena kebijakan pemerintah sifatnya menyeluruh dan tentunya berdampak kepada daerah.

“Tapi kami coba kaji dan pahami sendiri dengan kondisi kultur dan keadaan masyarakat yang ada di Bengkulu,” jelas nara hubung aksi, Minggu (23/2/25).

Soal isu apa saja tuntutan yang akan mereka suarakan, nara hubung aksi mengatakan belum bisa memberi tau secara utuh.

Berbagai tuntutan itu akan mereka sampaikan setelah menggelar konsolidasi akbar.

Terkait diubahnya julukan Bengkulu Bumi Rafflesia menjadi Bumi Merah Putih oleh Gubernur baru Bengkulu, Helmi Hasan, ternyata juga masuk dalam salah satu reaksi para mahasiswa ini.

“Dari nama aliansi kami sudah cukup menjelaskan, bahwa masyarakat bengkulu menolak untuk di ubah,” terangnya.

Disisi lain, pihak Polresta Bengkulu yang dikonfirmasi media ini membenarkan rencana aksi tersebut.

Pihak pelaksana aksi telah memasukkan pemberitahuan aksi ke kantor Polresta Bengkulu. (Red)