Satujuang- Saat cuaca dingin, kita sering mengalami peningkatan rasa lapar dan keinginan untuk makanan yang hangat dan nyaman seperti soto ayam, bakso, atau mie rebus.
Fenomena ini disebabkan oleh kebutuhan tubuh untuk mempertahankan suhu intinya. Ketika suhu turun, tubuh bekerja lebih keras untuk menghemat panas dengan mengalihkan energi ke organ vital.
Proses ini yang dikenal sebagai termoregulasi. Proses ini memerlukan energi tambahan yang menyebabkan peningkatan rasa lapar.
Selain itu, aktivitas mengigil saat dingin juga memerlukan energi lebih, yang memperburuk rasa lapar.
Mengonsumsi makanan hangat tidak hanya memberikan kenyamanan, tetapi juga menghasilkan panas melalui proses pencernaan dan metabolisme.
Selain itu, suhu dingin dapat menurunkan kadar serotonin, hormon yang mengatur nafsu makan, sehingga kita lebih cenderung mengidam makanan berkarbohidrat tinggi seperti nasi dan roti, yang memberikan rasa kenyang lebih cepat.
Fenomena ini juga bisa dipandang dari perspektif evolusi. Pada masa lalu, makanan seringkali langka saat musim dingin, sehingga mengumpulkan cadangan energi dalam bentuk lemak sangat penting untuk kelangsungan hidup.
Meskipun saat ini makanan tersedia sepanjang tahun, tubuh manusia masih mempertahankan naluri purba ini.
Dengan demikian, peningkatan rasa lapar saat cuaca dingin merupakan hasil kombinasi faktor fisiologis, neurologis, dan evolusi.(Red/kompas)