Satujuang– Peran jasa dukun spiritual jelang Pilkada 2024. Selain pendekatan politik yang lumrah di lakukan seperti debat publik, kampanye terbuka, dan penggunaan media sosial, muncul fenomena yang tak kalah menarik, yakni penggunaan jasa dukun spiritual untuk meraih kemenangan dan simpati publik.

Meski tidak di akui secara terbuka, isu ini sering kali menjadi pembicaraan hangat di masyarakat, terutama di daerah-daerah yang masih memegang erat kepercayaan mistis. Kemudian apa sebenarnya peran jasa dukun dalam politik, dan bagaimana pengaruhnya terhadap jalannya Pilkada?

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Untuk lebih memahami peran jasa dukun spiritual jelang Pilkada, Wartawan Satujuang mencoba menelisik peran dukun spiritual. Kami sengaja mendatangi sosok pria paruh baya, Sebut saja Kang Usep, Seorang dukun spiritual yang cukup di kenal di kawasan pinggiran Kota Jakarta menjelaskan bahwa masih ada calon kepala daerah yang percaya dengan hal-hal mistis untuk memuluskan persaingan politik dalam proses Pilkada.

“Fenomena ini memang masih ada, terutama di daerah-daerah yang kepercayaannya terhadap hal mistis masih kuat. Banyak calon kepala daerah yang percaya bahwa kekuatan spiritual bisa memberi mereka perlindungan atau bahkan keberuntungan dalam persaingan politik. Meski secara rasional sulit di terima, ini tetap bagian dari strategi mereka.” ujar Kang Usep saat di rumah kediamannya, Senin malam (30/9/24).

“Masih banyak calon kepala daerah yang secara rutin berkonsultasi dengan dukun spiritual sebelum atau selama masa kampanye. Ini bagian dari tradisi yang sulit di hilangkan.” jelasnya.

Kang Usep juga menyebutkan, dirinya kerap di minta jasanya untuk membantu calon kepala daerah agar menang di Pilkada.

“Ada beberapa yang datang untuk minta bantuan agar menang. Tapi saya selalu bilang, semuanya kembali kepada Yang Kuasa. Saya hanya bantu lewat doa dan upacara-upacara kecil. Hasil akhirnya tetap tergantung dari usaha mereka sendiri dan Tuhan.” ujar Kang Usep.

Peran dukun spiritual tiap menjelang Pilkada merupakan fenomena yang mencerminkan kuatnya pengaruh budaya lokal dalam dunia politik Indonesia. Meski terlihat irasional, praktik ini tetap bertahan karena kepercayaan masyarakat terhadap kekuatan supranatural masih cukup tinggi.

Bagi sebagian kalangan, fenomena ini di anggap merusak esensi demokrasi yang seharusnya berfokus pada kemampuan, visi, dan misi calon kepala daerah. Ketika kekuatan mistis di anggap lebih penting daripada program kerja yang jelas, demokrasi bisa kehilangan arah.

Namun, Bagi sebagian masyarakat di beberapa daerah, keberadaan dukun spiritual tidak hanya di anggap sebagai penjaga tradisi, tetapi juga sebagai bagian dari usaha maksimal yang di lakukan oleh calon pemimpin untuk meraih keberhasilan. (AHK)