Lima Wilayah Kena Banjir, Mahasiswa Minta Gubernur Bengkulu Mundur

Editor: Raghmad

Bengkulu – Diketahui bersama, saat ini Bengkulu sedang dilanda banjir diberbagai wilayah. Bukan sedikit, dari 10 Kabupaten dan 1 Kota, 5 Wilayah mengalami musibah banjir.

Menurut data BPBD Provinsi Bengkulu, 5 daerah yakni, Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Kaur, dan Seluma tercatat terdampak banjir saat ini.

Melihat kondisi ini, Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Bengkulu (UNIB) melampiaskan kekesalannya dengan tulisan dan kata-kata melalui spanduk yang dipasang di bundaran simpang lima kota bengkulu.

“Banjir mau dihibahkan kemana pak gubernur Bengkulu”, “Bencana Ekologis Banjir Bengkulu, Gubernur kemana, Bisa Apa” tulisan di spanduk mereka.

Presma BEM KBM UNIB, Muhammad Alriansyah mengatakan, banjir ini seolah telah menjadi agenda musiman yang pasti akan terjadi tiap kali hujan melanda daerah Bengkulu.

Sejak banjir besar yang terjadi pada tahun 2019, tidak ada perubahan penanganan banjir yang dilakukan oleh pemerintah daerah Bengkulu, dan sekarang semakin parah banjirnya.

Dikatakannya, sebagai bentuk respon cepat, BEM KBM UNIB pada 30 Agustus 2022 sekitar pukul 21.30 mulai bergerak turun kelapangan untuk melihat dan menyerap keluhan dari masyarakat.

“Kami menemui warga di kelurahan Rawa Makmur, warga menyampaikan bahwa setiap hujan pasti akan terendam banjir, dan selama itu juga tidak ada upaya yang pemerintah lakukan untuk mengatasi permasalah ini, padahal sudah berulang kali terjadi,” kata Alriansyah, Rabu (30/8/22).

Setiap tergenang banjir di kelurahan Rawa Makmur, ada gorong-gorong yang tersumbat rusak parah dan sudah lama tidak berfungsi, namun belum juga ada perhatian dari pemerintah.

“Disinilah kita menilai respon pemerintah sangat lambat begitupun kepolisian. Ini harus menjadi perhatian serius, sebab warga mulai kesulitan untuk mendapatkan pangan. Kemacetan yang terjadi juga membutuhkan pengaturan dan pengamanan, “sampainya.

Dia berujar, perlu ada langkah kongkret upaya pencegahan, bukan sekedar memberi bantuan dan dokumentasi, lalu selesai. Itu bukan solusi yang tepat.

“Sebagai hak bersuara dan memberikan tekanan kepada pemerintah daerah, kami dari BEM KBM UNIB memasang spanduk protes terhadap kondisi banjir yang terjadi,” tuturnya.

Ia juga menyebut, pemerintah daerah Bengkulu anti kritik, karena spanduk yang mereka pasang telah dilepas secara sepihak.

Kami dari BEM KBM Universitas Bengkulu menyatakan sikap :

  1. Meminta pemerintah daerah Bengkulu untuk segera merespon dengan cepat dampak banjir,
  2. Meminta pemerintah daerah Bengkulu untuk segera melakukan kajian mendalam terhadap banjir dan kerusakan lingkungan yang terjadi di wilayah Provinsi Bengkulu,
  3. Meminta pemerintah daerah Bengkulu untuk segera mengeluarkan kebijakan tersistematis dan berkelanjutan untuk mengatasi bencana ekologis di wilayah Bengkulu,
  4. BEM KBM UNIB menyatakan kecewa terhadap sikap anti kritik pemerintah daerah Bengkulu yang melepas spanduk kritik permasalahan banjir di simpang 5 ratu samban, Kota Bengkulu,
  5. Mendesak Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah untuk mundur jika tidak mampu memberikan solusi terhadap banjir di provinsi Bengkulu.

(Red/CoverPublik)

📲 Ingin update berita terbaru dari Satujuang langsung di WhatsApp? Gabung ke channel kami Klik di sini.

Apa Tanggapanmu?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *