Menu

Mode Gelap
KPK Tahan 2 Tersangka Kasus Korupsi di Lingkungan Pemkot Semarang Makna Isra Miraj, Mukjizat Besar dan Kewajiban Sholat Lima Waktu Mengapa Otak Manusia Lebih Lambat dari Komputer? Strategi Cerdas Negosiasi Gaji dengan Bantuan AI seperti ChatGPT Benarkah Makan Nasi Bisa Membuat Perut Buncit? Hati-Hati, Jangan Sering Gunakan Tisu Basah untuk Membersihkan Benda-Benda Ini

Opini

Kisah Manis dan Pahit Gula Pasir di Pasar Indonesia

badge-check


Andhika Wahyudiono Perbesar

Andhika Wahyudiono

Oleh: Andhika Wahyudiono

Satujuang– Kebijakan pemerintah yang merelaksasikan sementara harga gula pasir di pasaran mulai 5 April 2024 hingga 31 Mei 2024 menimbulkan dampak yang signifikan, terutama terkait dengan ketersediaan dan harga gula pasir di berbagai wilayah di Indonesia.

Kelangkaan gula pasir menjadi masalah yang terlihat jelas di beberapa ritel modern di Jakarta, di mana stok gula pasir mulai sulit ditemukan. Beberapa ritel bahkan tidak menjual gula pasir kemasan besar, hanya menyediakan kemasan stik, saset, batu, dan gula aren.

Langkah pemerintah sebelumnya untuk menaikkan harga acuan penjualan (HAP) gula pasir konsumsi di tingkat retail dan konsumen pada 5 April 2024 menjadi Rp17.500 per kilogram telah memberikan dampak yang terasa.

Meskipun beberapa ritel masih memiliki stok, pembelian gula pasir dibatasi dengan adanya pemberitahuan tertulis kepada konsumen.

Situasi serupa juga terjadi di wilayah Kota Tangerang Selatan, Banten, di mana beberapa toko ritel mengalami kelangkaan stok gula pasir. Penjualan gula pasir dalam jumlah terbatas dengan harga yang meningkat menjadi kejadian umum.

Di tempat lain seperti toko kelontong atau agen sembako, meskipun stok gula pasir masih ada, harga ecerannya meroket. Ini mencerminkan peningkatan signifikan harga gula pasir dalam beberapa hari terakhir, khususnya setelah perayaan Idul fitri.

Di Kabupaten Tangerang, situasinya tidak jauh berbeda. Pedagang di Pasar Gudang Tigaraksa melaporkan kelangkaan gula pasir sudah terjadi selama seminggu terakhir. Kelangkaan ini tidak hanya berdampak pada ketersediaan gula pasir tetapi juga menyebabkan kenaikan harga dari Rp18 ribu menjadi Rp20 ribu per kilogram.

Kondisi ini tentu menimbulkan kesulitan bagi konsumen yang membutuhkan gula pasir dalam aktivitas sehari-hari. Beberapa konsumen bahkan melaporkan sudah mencari gula pasir di berbagai toko sembako namun tetap tidak menemukannya.

Baik pedagang maupun konsumen berharap pemerintah dapat segera menanggapi situasi ini dengan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menstabilkan pasokan gula pasir di pasaran dan mengembalikan harga ke tingkat yang normal.

Pada level yang lebih luas, kelangkaan gula pasir mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dalam mengelola kebijakan harga komoditas pokok. Dalam menghadapi situasi seperti ini, diperlukan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, daerah, dan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk menemukan solusi yang efektif.

Langkah-langkah seperti peningkatan produksi lokal, pengawasan distribusi, dan pengendalian harga dapat menjadi bagian dari solusi yang diambil untuk mengatasi masalah ini.

Selain itu, penting juga untuk menganalisis penyebab akar dari kelangkaan dan kenaikan harga gula pasir ini. Apakah itu terkait dengan faktor-faktor produksi, distribusi, atau faktor eksternal seperti cuaca atau perubahan kebijakan perdagangan.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang masalah ini, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang lebih tepat dan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan dalam pasokan dan harga gula pasir di masa depan.

Kondisi ini juga menyoroti pentingnya diversifikasi pasokan dan ketergantungan pada satu jenis komoditas saja. Diversifikasi dapat membantu mengurangi risiko kelangkaan dan fluktuasi harga dengan memperluas sumber-sumber pasokan dan menciptakan cadangan yang memadai.

Ini juga dapat membantu memperkuat ketahanan pangan nasional dan mengurangi kerentanan terhadap perubahan kondisi pasar dan faktor-faktor eksternal.

Dalam jangka panjang, tantangan seperti kelangkaan gula pasir juga dapat menjadi momentum untuk meningkatkan ketahanan pangan secara keseluruhan.

Ini mencakup pengembangan sistem produksi pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan, peningkatan akses terhadap teknologi dan inovasi, serta penguatan infrastruktur logistik dan distribusi. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Indonesia dapat lebih siap menghadapi tantangan dalam pasokan dan harga komoditas pokok di masa depan.

Secara keseluruhan, kelangkaan gula pasir merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan pendekatan yang komprehensif dari pemerintah dan semua pemangku kepentingan terkait. Dalam menghadapi tantangan ini, penting untuk tetap memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan konsumen serta menjaga stabilitas pasar dan ketahanan pangan nasional.

Dengan kerja sama dan koordinasi yang baik, diharapkan masalah kelangkaan gula pasir dapat segera diatasi dan pembelajaran dari pengalaman ini dapat digunakan untuk memperkuat sistem pertanian dan pangan Indonesia secara keseluruhan.

Penulis Merupakan Dosen UNTAG Banyuwangi

 

Trending di Opini