Oleh: Ustad Syakirin Endar Ali
Dua hal suatu negeri akan damai:
- AGAMA
- ADAT BUDAYA
Bila salah satu dicederai maka negeri itu akan menjadi: “NEGERI PENYAMUN”.
Negeri “ANTA BARANTAH” itu namanya: “BENGKULEN”
Setelah hiruk pikuk politik maka terpilihlah “WALI NEGERI” yang baru.
Masyarakat sangat gembira dengan terpilihnya Wali Negeri yang baru. Pesta kemenangan diadakan. Rakyat mengharap dengan Wali Negeri yang baru, kehidupan beragama dan berbudaya akan semakin baik lagi.
Pesta usai, tapi yang diharap adalah bencana.
Sukses untuk mengintimidasi bawahannya untuk mengikuti aliran Agama yg dianut Wali Negeri, maka timbul kebijakan baru: “Sholat Dzuhur Berhadiah”.
Dimana masyarakat yg minim pengetahuan Agama berduyun-duyun Sholat di Masjid: “AKBAR BENGKULEN”.
Tidak hanya dari kota Bengkulen saja tapi dari luar seperti Kabupaten Seluma, Bengkulu Tengah hingga Bengkulu Utara.
Mulai jam 09-10 menjelang waktu Dzuhur Masjid dan jalan raya telah penuh peserta “SHOLAT BERHADIAH”. Bahkan anak- anak sekolah dikerahkan harus ikut. Puluhan ribu peserta sholat berhadiah, bahkan “ASN” diharuskan ikut.
Saya penasaran Sholat yang kelima kali (diadakan setiap hari rabu) saya pun ikut.
Astaga, Pantas orang rebutan ikut karena didepan Masjid Akbar Anggut berjejer:
- Mobil yg sudah dihias
- Motor
- Kulkas,
- Kipas angin, dan bermacam hadiah lainnya.
Di pintu masuk semua jamaah menyerahkan copy KTP/diabsen.
Didalam Masjid para “CECUNGUK” wali Negeri mengitari shaf sambil membawa tas kresek/kantong asoy mengumpulkan copy KTP yang belum disetor.
Sungguh cara ini benar- benar “PELECEHAN dan PENGHINAAN AGAMA”
Saya keluar, tidak jadi ikut Sholat. Setelah itu saya keliling pada tokoh Agama, Ustadz, Da’i dan semua mereka angkat tangan.