Menu

Mode Gelap
Produksi Pangan Meningkat, Prabowo Pastikan Stop Impor Beras 2025 Panduan Memilih Ekstensi Domain yang Tepat untuk Website Anda Banyak Semut di Rumah? Ini Cara Efektif Membasminya Prabowo Pastikan Penurunan Harga Tiket Tidak Bebani Maskapai Ario Tejo Bayu Aji Sukses Pimpin Jalin, Terima Penghargaan Top 100 CEO 2024 Studi Ungkap Karakter Hewan Tingkatkan Keterampilan Sosial Anak

Opini

Hei Warga Bengkulen: Bijaklah Memilih Pemimpin

badge-check


Ustad Syakirin Endar Ali Perbesar

Ustad Syakirin Endar Ali

Oleh: Ustad Syakirin Endar Ali

Dua hal suatu negeri akan damai:

  1. AGAMA
  2. ADAT BUDAYA

Bila salah satu dicederai maka negeri itu akan menjadi: “NEGERI PENYAMUN”.

Negeri “ANTA BARANTAH” itu namanya: “BENGKULEN”

Setelah hiruk pikuk politik maka terpilihlah “WALI NEGERI” yang baru.

Masyarakat sangat gembira dengan terpilihnya Wali Negeri yang baru. Pesta kemenangan diadakan. Rakyat mengharap dengan Wali Negeri yang baru, kehidupan beragama dan berbudaya akan semakin baik lagi.

Pesta usai, tapi yang diharap adalah bencana.

Sukses untuk mengintimidasi bawahannya untuk mengikuti aliran Agama yg dianut Wali Negeri, maka timbul kebijakan baru: “Sholat Dzuhur Berhadiah”.

Dimana masyarakat yg minim pengetahuan Agama berduyun-duyun Sholat di Masjid: “AKBAR BENGKULEN”.

Tidak hanya dari kota Bengkulen saja tapi dari luar seperti Kabupaten Seluma, Bengkulu Tengah hingga Bengkulu Utara.

Mulai jam 09-10 menjelang waktu Dzuhur Masjid dan jalan raya telah penuh peserta “SHOLAT BERHADIAH”. Bahkan anak- anak sekolah dikerahkan harus ikut. Puluhan ribu peserta sholat berhadiah, bahkan “ASN” diharuskan ikut.

Saya penasaran Sholat yang kelima kali (diadakan setiap hari rabu) saya pun ikut.

Astaga, Pantas orang rebutan ikut karena didepan Masjid Akbar Anggut berjejer:

  1. Mobil yg sudah dihias
  2. Motor
  3. Kulkas,
  4. Kipas angin, dan bermacam hadiah lainnya.

Di pintu masuk semua jamaah menyerahkan copy KTP/diabsen.

Didalam Masjid para “CECUNGUK” wali Negeri mengitari shaf sambil membawa tas kresek/kantong asoy mengumpulkan copy KTP yang belum disetor.

Sungguh cara ini benar- benar “PELECEHAN dan PENGHINAAN AGAMA”

Saya keluar, tidak jadi ikut Sholat. Setelah itu saya keliling pada tokoh Agama, Ustadz, Da’i dan semua mereka angkat tangan.

Trending di Opini